Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paling Terkoreksi di Asean, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp14.942 per Dolar AS

Rupiah menjadi mata uang paling terkoreksi di ASEAN setelah dibuka melemah 0,30 persen ke Rp14.942 per Dolar AS pada perdagangan hari ini (5/4/2023).
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah menjadi yang paling terkoreksi di kawasan ASEAN setelah dibuka melemah ke level 14.942,5 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (5/4/2023). 

Rupiah melemah di tengah menurunnya dolar AS. Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,30 persen ke Rp14.942,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS turun 0,07 persen ke 101,52.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang turun 0,01 persen,  dolar Hong Kong turun 0,01 persen, dolar Taiwan Turun 0,11 persen, rupee India turun 0,19 persen, dan yuan China turun 0,02 persen.

Sementara itu, mata uang di kawasan Asia lainnya tercatat menguat seperti dolar Singapura naik 0,05 persen, won Korea menguat 0,28 persen, peso Filipina naik 0,10 persen, ringgit Malaysia naik 0,20 persen, dan baht Thailand naik 0,25 persen.

Sebelumnya Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar AS menguji level terendah dua bulan karena masih berada di bawah tekanan, setelah data yang lemah dari sektor manufaktur pada Senin (3/4/2023).

“Ekspektasi perlambatan pertumbuhan telah menguat pada hari Senin karena kenaikan tajam harga minyak, setelah OPEC secara mengejutkan memangkas 1,1 juta barel dari kuota produksinya,” katanya dalam riset, Selasa (4/4/2023).

Gubernur Fed Lisa Cook mengatakan, mengharapkan suku bunga masih bisa naik sedikit lebih jauh, mengingat pasar tenaga kerja AS tetap kuat. Namun, pasar untuk suku bunga berjangka jangka pendek menunjukkan ekspektasi bahwa kenaikan Fed berikutnya akan menjadi yang terakhir.

Dari dalam negeri, Bank dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9 persen pada 2023. Sebelumnya, proyeksi Bank Dunia hanya sebesar 4,8 persen pada tahun ini.

“Hal ini membuktikan bahwa indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi luar biasa. Walaupun menghadapi guncangan dalam negeri, bahkan ketika pandemi Covid-19, perang Ukraina, dan pengetatan keuangan terjadi,” ungkapnya.

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara yang sukses membangun kebijakan makroekonomi untuk menanggulangi krisis berbagai sektor, serta sektor jasa dalam negeri yang sangat ekspansif. Apalagi pengalaman krisis di 1998 merupakan ujian terberat bagi perekonomian Indonesia saat itu.

Untuk perdagangan hari ini, Rabu (5/4/2023), Ibrahim memproyeksikan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.870- Rp14.930 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper