Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level Rp14.971 hingga akhir perdagangan Senin, (3/4/2023). Rupiah menjadi satu-satunya mata uang kawasan Asia yang menguat pada hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 16.00 WIB, mata uang rupiah ditutup menguat 0,16 persen atau 24,5 poin ke level Rp14.971 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau menguat 0,19 persen ke level 102,7.
Adapun rupiah menguat kala mata uang kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Diantaranya adalah won Korea Selatan turun 1,16 persen, peso Filipina turun 0,69 persen, baht Thailand turun 0,69 persen, dan yen Jepang turun 0,44 persen.
Berikutnya yuan China turun 0,23 persen, rupee India turun 0,21 persen, dolar Taiwan turun 0,11 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dan dolar Singapura turun 0,07 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sepanjang pekan lalu rupiah memimpin pasar Asia dan terapresiasi sebesar 1,07 persen secara mingguan. Hari ini, Badan Pusat Statistik akan merilis data inflasi Indonesia.
Josua memperkirakan bahwa inflasi tahunan akan menurun menjadi 4,97 persen yoy dari sebelumnya 5,47 persen yoy seiring dengan perlambatan inflasi inti menjadi 2,98 persen yoy.
Baca Juga
"Rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp14.900-Rp15.050 per dolar AS," ujarnya.
Selain itu, penguatan rupiah terjadi seiring Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sebesar 0,18 persen pada Maret 2023 (month-to-month/mtm). Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi terbesar ada pada makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara itu berdasarkan wilayah inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yakni 1,30 persen. Pada periode yang sama, Kota Bandung, Jawa Barat melaporkan deflasi terdalam, yaitu -1,50 persen. Di Kupang, komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara (0,55 persen).
Adapun secara tahunan, angka inflasi Maret 2023 menjadi 4,97 persen dan 0,68 persen sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Economic Outlook, Interim Report March 2023, memperkirakan inflasi Indonesia pada tahun ini mencapai 4,1 persen.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target Bank Indonesia (BI) di kisaran 3 persen dan asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar 3,6 persen.