Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup menguat pada perdagangan Selasa (4/4/2023) ke posisi Rp14.898 per dolar AS di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 72,5 poin atau 0,48 persen ke Rp14.898 per dolar AS dan menjadi pemimpin penguatan mata uang di Asia. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,13 persen ke 101,95.
Senada dengan Rupiah, sejumlah mata uang di Asia juga menguat, di antaranya peso Filipina yang menguat 0,44 persen, kemudian ringgit Malaysia menguat 0,32 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, dan dolar Singapura melemah 0,08 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar AS menguji level terendah dua bulan karena masih berada di bawah tekanan, setelah data yang lemah dari sektor manufaktur pada Senin (3/4/2023).
“Ekspektasi perlambatan pertumbuhan telah menguat pada hari Senin karena kenaikan tajam harga minyak, setelah OPEC secara mengejutkan memangkas 1,1 juta barel dari kuota produksinya,” jelasnya dalam riset, Selasa (4/4/2023).
Gubernur Fed Lisa Cook mengatakan, mengharapkan suku bunga masih bisa naik sedikit lebih jauh, mengingat pasar tenaga kerja AS tetap kuat. Namun, pasar untuk suku bunga berjangka jangka pendek menunjukkan ekspektasi bahwa kenaikan Fed berikutnya akan menjadi yang terakhir.
Baca Juga
Dari dalam negeri, Bank dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9 persen pada 2023. Sebelumnya, proyeksi Bank Dunia hanya sebesar 4,8 persen pada tahun ini.
“Hal ini membuktikan bahwa indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi luar biasa. Walaupun menghadapi guncangan dalam negeri, bahkan ketika pandemi Covid-19, perang Ukraina, dan pengetatan keuangan terjadi,” ungkapnya.
Selain itu, Indonesia juga merupakan negara yang sukses membangun kebijakan makroekonomi untuk menanggulangi krisis berbagai sektor, serta sektor jasa dalam negeri yang sangat ekspansif. Apalagi pengalaman krisis di 1998 merupakan ujian terberat bagi perekonomian Indonesia saat itu.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik diperkirakan tumbuh 5,1 persen pada 2023 atau naik dari sebelumnya 3,5 persen pada tahun lalu. Hal ini didorong oleh pulihnya perekonomian China yang diproyeksi sebesar 5,1 persen, dari tiga persen tahun lalu.
Untuk perdagangan besok Rabu (5/4/2023), Ibrahim memproyeksikan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.870- Rp14.930 per dolar AS.