Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berhasil menguat di bawah level Rp15.000 hingga akhir perdagangan Jumat, (31/3/2023). Memimpin kenaikan mata uang lainnya di Asia, prospek rupiah diprediksi akan semakin kokoh.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup menguat 0,34 persen atau 51,5 poin ke level Rp14.995 per dolar AS. Tren penguatan juga terjadi pada sejumlah mata uang Asia lainnya.
Hingga akhir perdagangan, baht Thailand menguat 0,08 persen, yuan China menguat 0,04 persen, rupee India menguat 0,10 persen, peso Filipina menguat 0,10 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,09 persen.
Sementara itu, mata uang won Korea bergerak melemah 0,20 persen terhadap dolar AS. Pelemahan mata uang lainnya diikuti oleh dolar Singapura 0,12 persen, yen Jepang melemah 0,32 persen, dan dolar Taiwan melemah 0,10 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan semakin kokoh.
"Rupiah saat ini sudah di bawah Rp15.000. Mata uang Garuda siap kembali menguat mengikuti fundamental yang ada, dan siap menuju support kunci di Rp14.800," ujar Ibrahim dikutip Jumat, (31/3/2023).
Baca Juga
Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan tembus hingga ke level Rp14.800 pada awal kuartal II/2023.
Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh banyak upaya yang bisa dilakukan Bank Indonesia dan regulator terkait untuk menurunkan laju inflasi yang saat ini berada di level 5,47 persen per Februari 2023.
"Sehingga untuk mengendalikan inflasi tak melulu harus menempuh jalur dengan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR)," jelasnya.