Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,45 persen pada perdagangan Kamis (30/3/2023) sehingga parkir di 6.808,95. Indeks komposit turun 30,48 poin dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya.
Berdasarkan data RTI, IHSG bergerak fluktuatif sepanjang sesi dengan level tertinggi di 6.868,63 dan terendah di 6.803,09. Terdapat 265 saham yang parkir di zona hijau saat penutupan, sementara mayoritas 268 saham melemah dan 186 saham ditutup stagnan.
Mayoritas sektor terpantau ditutup melemah dengan koreksi terdalam terjadi pada sektor teknologi yang turun sebesar 1,92 persen. Sektor energi menyusul dengan penurunan 1,22 persen dan konsumer noncyclical melemah 0,80 persen.
Hanya sektor industri dasar yang menguat pada penutupan perdagangan, yakni dengan kenaikan 0,13 persen.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) terkoreksi paling dalam sebesar 3,45 persen ke level Rp112. Kemudian disusul PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang melemah 2,29 persen ke harga Rp4.260 dan TPIA turun 1,72 persen ke Rp2.280. Saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) juga tekoreksi 3,88 persen, dan saham PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) ambles 0,86 persen.
Saham-saham lain yang melemah adalah BBRI, BMRI, dan ASII dengan koreksi masing-masing sebesar 1,25 persen, 1,21 persen, dan 0,84 persen.
Baca Juga
Adapun big cap yang menguat di antaranya adalah BYAN sebesar 4,27 persen, BBNI naik 1,63 persen, dan BBCA naik 1,63 persen.
Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan pelemahan IHSG sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa kawasan Asia di zona merah, imbas dari sentimen keterlibatan bank-bank besar di Prancis dalam skandal pajak dividen.
Sebagaimana diberitakan Kejaksaan Perancis melakukan investigasi terhadap BNP Paribas, Societe Generale SA (Socgen), hingga HSBC Holdings Plc.
“Kondisi ini tentunya menambah daftar krisis perbankan dan ini dapat menurunkan kepercayaan terhadap sistem perbankan,” tulis Pilarmas.
Sentimen lainnya datang dari situasi pasar yang menanti rilis data ekonomi Amerika Serikat. Pasar berpandangan rilisnya data Personal Consumption Expenditures memberikan petunjuk akan sikap kebijakan bank sentral Amerika Serikat ke depan.
Di sisi lain, World Bank memberikan peringatan akan pertumbuhan ekonomi global. Kajian Bank Dunia menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi global berpotensi merosot ke level terendah dalam tiga dasawarsa sebesar 2,2 persen per tahun hingga 2030.