Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi Selisih Kurs Membengkak, Laba Bersih Indofood (INDF) Susut 17 Persen

Indofood Sukses Makmur (INDF) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 17 persen secara tahunan pada 2022 menjadi Rp6,35 triliun imbas dari selisih kurs.
Bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Anthony Salim.
Bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Anthony Salim.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konsumer Grup Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 17,00 persen secara tahunan pada 2022. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 sebesar Rp6,35 triliun, lebih rendah daripada capaian 2021 sebesar Rp7,66 triliun.

Koreksi laba bersih dialami induk Indofood itu meskipun penjualan bersih mengalami pertumbuhan 11,56 persen year on year (YoY). Sepanjang 2022, INDF mengantongi penjualan bersih sebesar Rp110,83 triliun, lebih tinggi dari Rp99,34 triliun pada tahun sebelumnya.

Kenaikan penjualan terlihat pada segmen produk konsumen bermerek yang tumbuh 14,56 persen YoY menjadi Ro65,25 triliun, dari Rp56,96 triliun pada 2021. Bisnis Bogasari juga tumbuh 23,16 persen YoY menjadi Ro31,87 triliun pada 2022 dibandingkan dengan Rp25,88 triliun pada 2021. Sementara itu, penjualan pada segmen agribisnis turun 9,75 persen secara tahunan menjadi Rp17,77 triliun dari Rp19,69 triliun.

Turunnya laba bersih INDF tidak lepas dari membengkaknya sejumlah pos beban. Kenaikan tertinggi terlihat pada beban keuangan yang melesat 177,27 persen secara tahunan, dari Rp2,88 triliun pada 2021 menjadi Rp7,99 triliun sepanjang 2022.

Manajemen INDF dalam laporan keuangan menyebutkan bahwa terdapat kenaikan pada rugi neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan yang berkontribusi pada kenaikan beban keuangan. Rugi bersih dari selisih kurs ini membengkak 11.341 persen dari hanya Rp41,88 miliar pada 2021 menjadi Rp4,79 triliun sepanjang 2022.

Direktur Utama dan CEO Indofood Anthoni Salim mengatakan 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan karena ketegangan geopolitik yang meningkat. Indofood juga harus menghadapi tingginya tingkat inflasi dan kenaikan berbagai harga komoditas yang memicu ketidakpastian di pasar.

“Namun demikian, Indofood dapat mengakhiri 2022 dengan pencapaian yang positif yang didukung oleh ketangguhan model bisnis kami. Untuk ke depannya, strategi pertumbuhan kami adalah melanjutkan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas serta mempertahankan neraca keuangan yang sehat,” kata Anthoni, Senin (27/3/2023).

Meski terdapat penurunan laba bersih, Indofood melaporkan adanya pertumbuhan Laba usaha sebesar 16 persen menjadi Rp19,69 triliun dari Rp16,91 triliun pada 2021. Hal ini diikuti dengan kenaikan margin laba usaha menjadi 17,8 persen pada 2022 dari 17,0 persen pada 2022. Sementara itu, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional meningkat 12 persen menjadi Rp9,06 triliun dari sebelumnya Rp8,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper