Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketiban Berkah Ramadan dan Lebaran, Kinerja ICBC, INDF, dan MYOR Diproyeksi Moncer

Ketiban Berkah ramadan dan lebaran, kinerja emiten konsumer seperti ICBP, INDF, dan MYOR diproyeksi moncer sepanjang kuartal I/2023.
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)/indofood.com
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)/indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten konsumer seperti ICBP, INDF, dan MYOR diproyeksi moncer sepanjang kuartal I/2023, terdorong momentum bulan ramadan dan hari raya lebaran.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani mengatakan Secara historis, konsumsi rumah tangga akan meningkat menjelang hari raya keagamaan terutama Lebaran yang berlangsung di Bulan April nanti.

Peningkatan daya beli masyarakat sudah mulai tercermin dari awal bulan Maret 2023 yang pada akhirnya terefleksikan dalam kinerja emiten periode kuartal I-2023.

"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93% YoY pada tahun 2022, hal ini dipicu oleh meningkatnya pendapatan masyarakat yang tercermin dari kenaikan PPh Pasal 21 sebesar 18,36%. Adapun pada awal tahun ini, menurut survei Bank Indonesia, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini juga terpantau solid, tumbuh 112,4 terdorong dari Indeks Penghasilan yang meningkat ke level 118,5," kata Christy dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3/2023).

Menurut dia, faktor lainnya adalah kembali nya harga komoditas yang menjadi bahan baku emiten sektor konsumsi tersebut. Pada saat ini harga gandum tercatat koreksi 35,21 persen YoY dan diperdagangkan di level US$677 per Bu (Bushel), setelah sempat menyentuh level puncaknya di US$1.278 per bushel.

Dengan sentimen tersebut pihaknya memproyeksi emiten ICBP, INDF, dan MYOR memiliki potensi peningkatan kinerja.

Dia mengatakan ICBP pada kinerjanya di sepanjang 9 bulan pertama tahun lalu masih mampu mencatat margin EBIT 25 persen YoY, meningkat dibanding periode tahun sebelumnya di 16 persen pada Kuartal III-2022, dan 21 persen pada Kuartal III-2021 dengan mampu mencatat kenaikan Average Selling Price (ASP) dari segmen mie instan yang meningkat sebesar 11 persen YoY dan volume penjualan yang tumbuh 5 persen YoY.

"Selain dari segmen mie instan, ICBP juga telah meningkatkan ASP pada segmen dairy milk, seperti harga susu kental manis yang telah naik 2-3 persen sejak Juli tahun lalu," katanya.

Dia memprediksi akan ada peningkatan kinerja ICBP ke depan, didorong oleh melandainya harga komoditas sebagai bahan baku dan ASP yang telah naik dan tinggi sejak tahun lalu. Dua faktor tersebut mendorong pendapatan ICBP tumbuh menjadi Rp48,9 triliun pada Kuartal III-2022, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp42,6 Triliun.

Christy mengatakan INDF juga mencatat peningkatan EBIT 11 persen YoY pada kuartal III-2023 lalu sebesar Rp13,4 triliun, dan terpantau telah meningkatkan Average Selling Price sebesar 3 persen sejak Juli 2022.

Menurut dia, tekanan kinerja INDF di kuartal III-2022 lalu berasal dari bisnis agribisnis yaitu penurunan harga CPO. Namun hal ini sementara karena estimasi di kuartal I-2023 ini harga CPO terpantau kembali naik seiring dengan permintaan yang tumbuh dan dampak dari China yang mulai membuka kembali ekonominya.

"Selain itu, INDF juga diuntungkan karena segmen pendapatannya berasal dari konsumsi dalam negeri yang cukup kuat mengingat pangsa pasarnya Sebagian besar berasal dari domestil," katanya.

Sementara untuk MYOR, kami melihat akan diuntungkan oleh dampak pembukaan kembali ekonomi China.

Berdasarkan laporan kinerja per September 2022 MYOR mencatat porsi penjualan untuk ekspor mencapai 43 persen dari total penjualan MYOR.

"Kami memproyeksikan peningkatan kinerja pendapatan MYOR dapat tumbuh 10-13 persen YoY di kuartal I-2023 seiring dengan re-opening ekonomi China," katanya.

Menurut dia net profit margin MYOR dapat tumbuh signifikan terdorong dari profitabilitas yang lebih baik dan top line yang meningkat di kuartal I-2023.

Meski demikian, emiten barang konsumsi bakal terimbas oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, karena dapat meningkatkan biaya pembelian bahan baku secara impor dan menekan margin profitabilitas.

ICBP juga memiliki beban bunga utang jangka panjang dari aksi korporasinya mengakuisisi Pinehill dan ICBP pun menerbitkan global bond dalam denominasi dolar senilai US$1,75 miliar di Bursa Efek Singapore (SGX).

Beban utang ICBP tersebut tercermin dari rasio DER nya yang meningkat, pada kuartal III-2022 lalu DER tercatat di 1,03, dimana sebelum ICBP mengakusisi Pinehill terpantau pada kuartal III-2019 rasio DER nya hanya sebesar 0,50.

Berikut rekomendasi saham Ajaib Sekuritas:

ICBP (Buy)

Support : 9.725

Target Price : 10.300

Cutloss : 9.650

INDF (Buy on weakness)

Support : 6.150

Target Price: 6.625

Cutloss : 6.025

MYOR (Buy)

Support : 2.650

Target Price : 2.870

Cutloss : 2.500

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper