Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Tidak Anggap InDriver dan Maxim Sebagai Pesaing, Simak Alasannya

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tidak menganggap In Driver dan Maxim sebagai pesaing di bidang ride hailing.
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tidak menganggap In Driver dan Maxim sebagai pesaing di bidang ride hailing.

Direktur Utama GOTO Andre Soelistyo mengatakan kedua pendatang baru tersebut cenderung lebih fokus kepada konsumen lapisan bawah jika dibandingkan dengan GOTO. 

"Layanan mereka sangat berbeda, karena layanan mereka tidak lengkap. Contohnya customer service dan perlindungan customer bukan bagian dari layanan mereka," ujar Andre dalam earning calls GOTO, dikutip Rabu (22/3/2023). 

Menurutnya, teknologi yang dibangun GOTO memberikan rasa perlindungan dan keamanan yang lebih baik kepada konsumen GOTO. Menurutnya, saat ini banyak yang menawarkan layanan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan dua pemain terbesar di pasar, dan layanan yang melibatkan apa yang diyakini GOTO sebagai konsumen berkualitas rendah. 

"Kami tidak melihat gangguan yang signifikan dalam posisi pasar untuk diri kami sendiri di pasar," tuturnya.

Namun, lanjut Andre, GOTO juga sedang menguji coba dan memperluas layanannya agar dapat memberikan layanan yang terjangkau ke segmen pengguna yang lebih rendah. Menurutnya GOTO sudah mulai mencoba dan bereksperimen dengan layanan Goride Hemat dan Gocar Hemat. Hasilnya pun, lanjut dia, cukup baik. 

Dia mengatakan, hal tersebut membantu GOTO membangun pemahaman yang lebih baik tentang layanan dasar apa yang dapat GOTO lakukan, untuk memberikan layanan tersebut dengan harga yang terjangkau bagi pengguna dengan ekonomi di segmen bawah. 

"Itu adalah sesuatu yang akan kami dorong tahun ini, karena kami menargetkan untuk memperluas segmen pengguna kami," ucap dia.

Sebagai informasi, GOTO melaporkan lonjakan rugi bersih sebesar 56 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga akhir 2022. Kerugian yang dibukukan GOTO sampai pengujung tahun lalu menembus Rp40,5 triliun, jauh meningkat daripada realisasi 2021 sebesar Rp25,9 triliun. 

Mayoritas kenaikan rugi disumbang oleh penurunan nilai goodwill atau goodwill impairment sebesar Rp11 triliun seiring dengan merger yang dilakukan Gojek dan Tokopedia. 

Dari sisi top line, pendapatan bersih GOTO tercatat naik 120 persen YoY dari Rp5,2 triliun pada 2021 menjadi Rp11,3 triliun pada 2022. Mereka juga melaporkan kenaikan gross value transaction (GTV) di seluruh lini bisnis yang mencakup on-demand services, e-commerce, dan financial technology.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper