Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis rintisan atau startup Amartha mencari momentum melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pasca mencatatkan keuntungan dalam 3 tahun terakhir dengan pertumbuhan bisnis atau compounded annual growth rate (CAGR). hingga 100 persen per tahun.
Founder sekaligus CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menerangkan secara berkala terus mengeksplorasi kesempatan yang ada termasuk strategic action berupa IPO. Menurutnya, bisnis yang dibangun ini memang memiliki penciptaan nilai jangka panjang yang lebih banyak bagi masyarakat Indonesia.
Dia menerangkan saat ini UMKM di Indonesia mencapai 60 juta UMKM, sementara Amartha baru melayani 1,6 juta UMKM. Potensinya masih jauh lebih besar. Amartha membangun infrastruktur bisnis layanan, supaya dapat menjangkau puluhan juta UMKM di seluruh Indonesia.
"Strategic action dilakukan IPO, kapannya in the horizon dalam beberapa tahun ke depan, melihat internal bisnis sudah jauh lebih siap, melihat kondisi capital market bisa apresiasi, bisnis Amartha yang bertumbuh, makro ekonomi lebih stabil, investor indonesia juga bisa melihat prospek bisnis di Amartha sendiri," urainya dalam wawancara khusus bersama Bisnis, Jumat (17/3/2023).
Dia menegaskan ketika momentumnya tepat terutama secara perekonomian, Amartha siap masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurutnya, saat ini tekanan global masih terlalu kuat.
Taufan bercerita dalam 3 tahun terakhir telah mencatatkan laba bersih dengan pertumbuhan kinerja CAGR sebesar 100 persen per tahun. Dengan ukurannya yang besar dan rata-rata pertumbuhan kinerja yang tinggi, Amartha mengklaim mampu mempertahankan tren positif tersebut.
Baca Juga
Amartha lanjutnya, menggunakan pengukuran unit ekonomi yang ketat, dilanjut membangun rencana bisnis (bisnis plan). Hal ini dibangun semasuk akal mungkin sehingga dapat menjadi acuan pengelolaan bisnis.
"Ketika memberi permodalan sekian dapat untung sekian, mau ekspansi biaya tambah sekian, dikalkulasi secara tepat setiap investasi yang dikeluarkan. Ukuran bisnisnya Amartha sekarang 1,6 juta, business plan sudah diatur balik modal saat customer base sebanyak 500.000 UMKM," terangnya.
Dengan penghitungan secara tepat dan ketat tersebut, Amarta bisa mencatatkan laba bersih begitu jumlah pelanggannya lebih banyak dari target. Hal ini membuat Amartha memiliki pilihan ketika memiliki dana lebih baru melakukan eksperimen atau membesarkan bisnis intinya.
"Kami fokus besarkan bisnis intinya, kami tahu bisnis akses permodalan sangat tinggi persaingannya, orang kayaknya gampang banget, hitungan menit dapat modal, tapi bisa mempertahankan pelanggan. Dengan begitu, mau pelanggan bagus sama Amartha saja, usaha berkembang pilihannya ke Amartha, kami kuatkan value proposition Amartha, investasi kami dibangun. Sekarang bisa membuat kami tumbuh konsisten dan disiplin," tuturnya.