Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada 33 Perusahaan dalam Pipeline IPO BEI, Konsumer Mendominasi

Dari daftar pipeline IPO BEI, terdapat 15 perusahaan berskala besar atau memiliki aset di atas Rp250 miliar.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat puluhan perusahaan yang masuk dalam daftar antrean atau pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sebanyak 33 perusahaan telah masuk dalam pipeline BEI. Perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor dan didominasi oleh perusahaan sakala menengah atau yang memiliki aset Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.

"Sementara itu, sebanyak empat perusahaan lainnya bersakala kecil atau memiliki aset di bawah Rp50 miliar. Kemudian, 15 perusahaann lainnya berskala besar atau memiliki aset di atas Rp250 miliar," kata Nyoman, Senin (13/3/2023). 

Pipeline IPO tersebut juga diisi oleh beberapa sektor. Perusahaan dari sektor consumer cyclical mendominasi pipeline dengan jumlah sebanyak delapan. Sektor kedua terbanyak adalah perusahaan transportasi logistik dan basic materials yakni sebanyak lima.

Diikuti oleh empat perusahaan sektor teknologi, tiga perusahaan sektor finansial serta properti dan real estate, dua perusahaan sektor consumer noncylicals, serta satu perusahaan sektor industrial, kesehatan, dan infrastruktur.

Adapun, hingga 17 Maret 2023, sudah ada 27 perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Sampai saat ini dana yang dihimpun dari IPO tersebut mencapai Rp12,5 triliun.

Saat ini, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel yang dikendalikan Grup Harita juga tengah menggelar IPO.  NCKL mengincar dana IPO sebesar US$650 juta atau sekitar Rp9,7 triliun.

NCKL akan menggunakan 27,53 persen dari dana IPO untuk membayar utang. Kemudian 2,12 persen untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), 32,27 persen untuk setoran modal dan pinjaman ke entitas anak dan asosiasi, dan 38,08 persen untuk modal kerja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper