Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Gojek Pimpin Pendapatan Tahunan GOTO, Tembus Rp8,6 Triliun

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengumumkan laporan keuangan 2022 yang tumbuh sepanjang tahun, selain merilis kenaikan rugi bersih akibat faktor non cash.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam acara paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Selasa (15/3/2022).
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam acara paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengumumkan laporan keuangan 2022 yang tumbuh sepanjang tahun, selain merilis kenaikan rugi bersih akibat faktor non cash atau non operasional seperti goodwill.

GOTO menyampaikan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) yang menembus Rp613,36 triliun sepanjang 2022 meningkat 33 persen secara year on year (YOY). Adapun khusus untuk kuartal IV/2022, GTV mencapai Rp161,89 triliun atau meningkat 18,45 persen secara yoy.

Dengan membukukan GTV Rp613 triliun, GOTO meraup pendapatan bruto Rp22,93 triliun. Jumlah itu meningkat 34,89 persen secara yoy. Pendapatan bruto ini setara dengan take rate 3,7 persen dengan kontribusi take rate kuartal IV-2022 sebesar 3,9 persen.

Bila ditelisik pendapatan bruto terbesar disumbang oleh unit bisnis on-demand services, termasuk layanan Gojek, GoFood dan lain-lain. Pendapatan bruto unit ini mencapai Rp13,6 triliun meningkat 32 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Pendapatan bruto ini disumbang dari GTV Rp61,6 triliun.

Pendapatan bruto terbesar GOTO berikutnya disumbang oleh unit bisnis e-commerce yang dipimpin oleh Tokopedia. Pendapatan bruto unit ini mencapai Rp8,6 triliun, meningkat 38 persen secara yoy.

Selanjutnya adalah unit bisnis financial technology di bawah GOTO Financial yang menyumbang pendapatan bruto Rp1,7 triliun, naik 28 persen secara yoy. GTV pada unit bisnis ini mencapai Rp360,4 triliun.

Dalam paparan sebelumnya, manajemen GOTO menegaskan akan lebih ekspansif mengembangkan bisnis goto finansial demi menaikkan take rate lini usaha ini. Salah satu strateginya akan menawarkan produk pinjaman, baik ke para pengguna atau konsumen, maupun ke para mitra dan merchant.

“Kami akan fokus mengembangkan bisnis lending karena menjanjikan margin tinggi. Bisnis fintech akan menjadi salah satu pilar utama GOTO dalam meraih adjusted EBITDA Positif,” kata Hans Patuwo, Presiden Unit Bisnis Financial Technology.  

Take rate adalah komisi yang diambil oleh perusahaan dari nilai transaksi yang dilakukan oleh penjual pihak ketiga atau penyedia layanan. Umumnya kenaikan take rate terjadi dengan menaikan persentase komisi atau fee. Namun untuk GOTO, kenaikan take rate salah satunya disumbang oleh produk baru dan monetisasi bisnis antar platform dalam satu ekosistem

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menilai kenaikan take rate yang diberlakukan GOTO tidak akan menurunkan jumlah customer, karena perusahaan kompetitor juga melakukan hal yang sama. “Ketergantungan masyarakat terhadap layanan GOTO sudah sangat besar sehingga kenaikan komisi tidak akan membuat mereka pindah ke layanan lain,” ujarnya, belum lama ini.

Dia mencontohkan, skema biaya baru untuk official store di Tokopedia tidak akan membuat para merchant kembali berjualan secara konvensional. Para merchant tersebut sudah merasakan manfaat langsung berjualan di Tokopedia, sehingga kenaikan komisi akan dianggap wajar. “Kenaikan komisi juga diberlakukan di marketplace lain sehingga hal ini semakin dianggap wajar,” ujarnya.

Sementara, analis Ciptadana Sekuritas Gani dalam riset terbarunya mengatakan take rate Tokopedia pada tahun ini bisa naik menjadi 4 persen, dibandingkan tahun lalu pada kisaran 3,2 persen. Hal ini didukung oleh sejumlah langkah monetisasi, seperti kebijakan komisi baru yang berlaku mulai 1 Januari 2023 dan komisi untuk official store yang berlaku mulai Maret 2023.

“Kami merasa lega bahwa Tokopedia juga dapat mempertahankan pangsa pasar dalam kenaikan tarif ini karena pesaing juga melakukan kenaikan pada tingkat yang sama,” ujar Gani.

Hingga 2022, ekosistem GOTO meliputi lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi, 15 juta mitra pedagang, dan 64 juta pengguna bertranskasi tahunan. Ekosistem GOTO  juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang tercermin dari dengan rata-rata 7,5 juta pesanan setiap harinya dengan nilai transaksi bruto Rp1,6 triliun per hari. Jumlah uang yang berputar di ekosistem GOTO setara 3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai lebih dari Rp19.000 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper