Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang nikel PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) dan entitas anaknya mengumumkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2022 dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya dengan laba bersih tumbuh 17,5 persen dibandingkan dengan pada 2021.
Mengutip laporan keuangan perseroan periode 2022, emiten bersandi IFSH ini mencatatkan pendapatan naik dari Rp906,25 miliar pada akhir 2021 menjadi Rp939,03 miliar pada 2022 atau naik tipis 3,61 persen.
Pertumbuhan penjualan disumbang dari kenaikan penjualan ke pihak ketiga, seperti ke PT Kyara Sukses Mandiri senilai Rp565,99 miliar, dan ke PT Infei Metal Industry Rp104,44 miliar.
Pertumbuhan pendapatan juga didorong oleh penurunan beban usaha hingga 20,51 persen dari Rp478,24 miliar pada 2021 menjadi Rp380,12 miliar pada 2022. Dengan demikian, laba kotor Perseroan tumbuh 30,58 persen dari Rp428,01 miliar pada 2021 menjadi Rp558,90 miliar per akhir 2022.
Adapun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp199,18 miliar atau tumbuh 17,50 persen dari pada akhir 2021 senilai Rp169,51 miliar. Sejalan, laba bersih per saham juga mengalami kenakan dari Rp79,77 per saham pada 2021 menjadi Rp93,74 per saham.
Sepanjang 2022, Perseroan juga mencatatkan kenaikan jumlah aset mencapai Rp1,09 triliun pada akhir 2022, naik dari Rp1,00 triliun pada akhir 2021.
Baca Juga
Total liabilitas Perseroan turun dari Rp370,80 miliar pada 2021 menjadi Rp313,20 miliar dengan liabilitas jangka pendek senilai Rp261,66 miliar dan liabilitas jangka panjang senilai Rp61,53. Selain itu, ekuitas naik dari Rp637,69 pada 2021 menjadi Rp777,99 miliar pada 2022.
Adapun, untuk mengurangi beban keuangan dalam laporan keuangan Perseroan, IFSH juga melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal ke anak usahanya PT Patrindo Jaya Makmur senilai Rp64 miliar.
Dalam transaksi tersebut, IFSH bermaksud menyelesaikan sebagian kewajiban utang PT Patrindo Jaya Makmur (PJM) dengan Perseroan membeli 115.200 lembar saham PJM dan sisanya sebanyak 12.800 lembar dibeli oleh Presiden Komisaris Perseroan Lina Suti.
“Transaksi ini untuk mengurangi beban keuangan dalam laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan, mengingat anak perusahaan memiliki modal kerja bersih dan ekuias negatif,” jelas manajemen IFSH.
Melihat kinerja sahamnya, meskipun mencatat kinerja positif, saham IFSH tercatat turun pada perdagangan terakhir Jumat (17/3/2023) dengan penurunan hingga 4,05 persen atau 45 poin ke Rp1.065.
Sepanjang 2023 berjalan, harga saham IFSH tumbuh 10,94 persen, namun dalam setahun harga sahamnya turun 27,80 persen.