Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Ifishdeco Tbk. membukukan pendapatan senilai Rp972,70 miliar di sepanjang 2024. Realisasi itu terkoreksi 32,13% year-on-year (yoy) dari posisi tahun sebelumnya senilai Rp1,43 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2024, emiten dengan kode saham IFSH membukukan pendapatan Rp972,70 miliar atau turun 32,13% yoy dari tahun 2023 senilai Rp1,43 triliun.
Penurunan pendapatan dan kenaikan beban menekan bottom line perseroan. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tergerus 60,39% yoy menjadi Rp83,66 miliar pada 2024 dari posisi Rp211,26 miliar pada 2023.
Dari sisi aset, ekuitas tercatat naik 6,64% yoy menjadi Rp838,04 miliar pada 2024. Sedangkan liabilitas turun menjadi Rp169,93 miliar dari sebelumnya Rp286,59 miliar.
Direktur Ifishdeco Iwan Luison mengatakan kinerja keuangan perseroan terbilang solid walau menghadapi tantangan fluktuasi harga nikel dan dinamisme kondisi pasar.
“Kami tetap optimis terhadap prospek bisnis nikel ke depan dengan mengejar kenaikan volume produksi bijih nikel pada periode 2025-2026,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (26/2/2025).
Tahun ini, IFSH menargetkan produksi bijih nikel mencapai 2,24 juta ton. Selanjutnya, produksi dibidik bisa mencapai 2,29 juta ton pada tahun depan atau 2026.
Untuk mencapai target itu, perseroan berencana melakukan ekspansi yang lebih agresif. Iwan menyebut pihaknya turut membuka peluang untuk mengakuisisi tambang nikel baru untuk memperbesar cadangan nikel dan mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan.
Ifishdeco merupakan emiten tambang yang memiliki lahan tambang di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Total luas konsesi yang dimiliki mencapai 2.580 hektar. Perseroan memiliki IUP operasi/produksi seluas 800 hektar.
Selain tambang nikel, Ifishdeco memiliki aset lain seperti di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Di sana, lewat anak usahanya yaitu PT Patrindo Jaya Makmur, memiliki lahan seluas 500 hektar dan PT Hangtian Nur Cahaya di Konawe Selatan memiliki 47,7 hektar lahan tambang.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.