Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Jumbo Tambang Nikel Harita (NCKL) Hanya Incar Rp9,2 Triliun, Ini Alasannya

Trimegah Bangun Persada, entitas tambang nikel dalam Grup Harita memperkirakan hanya menyerap dana IPO sebesar Rp9,2 triliun.
Suasana tambang nikel Trimegah Bangun Persada (NCKL) milik Harita Group./Istimewa
Suasana tambang nikel Trimegah Bangun Persada (NCKL) milik Harita Group./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), perusahaan tambang nikel dalam Grup Harita, mengestimasi hanya akan menyerap dana dari IPO sebesar Rp9,2 triliun. 

Besaran target ini, merupakan nilai tengah dari yang diperkirakan dalam prospektus awal. Dalam pengumumannya, NCKL memperkirakan dana yang dihimpun melalui IPO sebanyak banyaknya Rp15,11 triliun atau sekitar 18 persen dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh.  

Presiden Direktur Trimegah Bangun Persada Roy Arman Arfandy menuturkan target dana yang diincar perusahaan tidak akan maksimal. Menurutnya, rentang saham yang akan dilepas berkisar 10 persen - 18 persen. 

"Target kami [penyerapan dana IPO] US$650 juta atau sekitar Rp9,2 triliun," kata Roy kepada Bisnis, Rabu (15/3/2023). 

Meski memperkirakan tidak akan menyerap seluruh dana IPO seperti prospektus awal, Roy memastikan peruntukan dana tidak berubah. 

Pada prospektus ringkas perusahaan yang diterbitkan hari ini, sebagian dana akan digunakan membayar utang kepada induk usaha Harita Jaya sebesar 5,46 persen. 

Selanjutnya sebanyak 6,05 persen untuk membayar utang ke pemilik BCA yakni PT Dwimuria Investama Andalan, sebanyak 15,13 persen pembayaran utang ke Bank OCBC NISP dan pembayaran term loan 1 sebesar 0,89 persen kepada bank yang sama.

Juga dianggarkan 2,12 persen untuk belanja modal, 32,27 persen dipinjamkan ke anak usaha, sedangkan 38,08 persen untuk modal kerja. 

Dalam prospektusnya,  PT Trimegah Bangun Persada Tbk, resmi memulai penawaran harga saham perdana (IPO) dalam rentang Rp1220-Rp1.250. 

Trimegah Bangun Persada akan melepas maksimal 12,09 miliar lembar saham atau 18 persen saham yang disetor dan ditempatkan penuh. Dengan jumlah saham ini, maka akan diraup dana maksimal Rp14,75 triliun hingga Rp15,11 triliun. IPO terbesar pada tahun ini yang mengalahkan Pertamina Geothermal sebesar Rp9 Triliun. Selain IPO, aksi korporasi ini juga akan melaksanakan ESA sebanyaknya 60,47 juta lembar.

"Program ESA ini dialokasikan dalam bentuk saham jatah pasti," tertulis dalam prospektus hari ini, Rabu (15/3/2023).

Setelah IPO, maka struktur pemegang saham Trimegah Bangun menjadi PT Harita Jayaraya (81,18 persen), PT Citra Duta Jaya Makmur (0,82 persen), Masyarakat (17,91 persen), dan ESA (0,09 persen). 

Dalam IPO jumbo ini bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah BNP Paribas, Citigroup Sekuritas, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas, OCBC Sekuritas dan UOB Kay Hian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper