Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan-perusahaan tambang yang mendorong penghiliran dinilai memiliki prospek positif ke depannya, terutama pada komoditas dengan potensi permintaan tinggi seperti nikel dan turunannya.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan ekspansi emiten logam ke aktivitas pengolahan dengan pembangunan smelter berpeluang meningkatkan margin keuntungan secara jangka menengah dan panjang.
“Terlebih, dukungan pemerintah untuk mentransformasikan basis ekonomi dari komoditas menjadi produk bernilai tambah cukup kuat,” kata Desy, Jumat (17/3/2023).
Desy mengatakan permintaan produk olahan logam akan didorong oleh pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang makin masif. Pengembangan itu akan menaikkan permintaan baterai yang menggunakan bahan baku nikel.
“Terlebih pemerintah memberikan subsidi untuk meningkatkan konsumsi EV. Hal ini juga mendorong reformasi struktural dan peningkatan kinerja ekspor,” tambahnya.
Adapun beberapa saham emiten pemilik smelter yang direkomendasikan Desy mencakup INCO dengan target harga Rp7.800 dan ANTM dengan target harga Rp2.700.
Baca Juga
Managing Director Investment Banking Mandiri Sekuritas Harold Tjiptadjaja mengatakan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor produk hulu sejumlah komoditas memberi peluang bagi perusahaan untuk ekspansi ke usaha penghiliran.
“Namun perlu dilihat kembali seberapa banyak kebutuhan smelter dengan kebutuhan ore. Ini perlu jadi hal yang dipertimbangkan matang oleh pemilik tambang dan investor yang akan membangunnya,” kata Harold.
Daftar perusahaan yang bergerak dalam bisnis penghiliran logam dan mineral berpotensi bertambah dengan rencana initial public offering (IPO) yang dilakukan oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL). Emiten Grup Harita itu mengincar dana IPO sebesar Rp9,7 triliun yang salah satu penggunaannya adalah untuk ekspansi pada kapasitas produksi feronikel.
Saat ini NCKL mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektare di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara melalui dua konsesi pertambangan. Trimegah Bangun Persada juga memiliki dua prospek pertambangan nikel seluas 3.660,24 hektare yang terletak di Pulau Obi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.