Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.432,5 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (9/3/2023). Sementara itu, mata uang Asia lainnya terpantau bergerak variatif terhadap greenback.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat tipis 0,03 persen atau naik 4 poin ke Rp15.432 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah melemahnya indeks dolar AS sebesar 0,12 persen ke 105,53.
Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat. Kenaikan tertinggi terlihat pada seperti yen Jepang dengan penguatan 0,41 persen. Kemudian peso Filipina menguat 0,10 persen, dan dolar Singapura menguat 0,04 persen.
Adapun mata uang yang melemah adalah won Korea Selatan sebesar 0,07 persen, kemudian yuan China turun 0,18 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS cenderung stabil pada hari, tetapi turun dari level tertinggi dalam tiga bulan yang dicapai sebelumnya pada Rabu (8/3/2023) setelah komentar terbaru Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Powell menegaskan kembali pesannya tentang kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan berpotensi lebih cepat, tetapi menekankan bahwa perdebatan masih berlangsung, dengan keputusan bergantung pada data yang akan dikeluarkan sebelum pertemuan kebijakan bank sentral AS dalam dua minggu.
Baca Juga
Dolar melonjak pada Selasa setelah Powell mengatakan bahwa The Fed kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan sebagai tanggapan atas data ekonomu yang kuat dan siap untuk bergerak dalam langkah yang lebih besar jika "totalitas" informasi yang masuk menyarankan tindakan yang lebih keras untuk mengendalikan inflasi.
"Ini mendorong para pedagang untuk mengubah harga ekspektasi suku bunga mereka. Pedagang berjangka dana Fed sekarang melihat kemungkinan 70 persen dari kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Fed 21–22 Maret, naik dari sekitar 22 persen sebelum Powell berbicara pada hari Selasa. Angka tersebut sekarang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 5,69 persen pada bulan September," kata Ibrahim dalam risetnya.
Dia mengatakan investor akan mengarahkan fokus pada data pekerjaan Februari yang akan dirilis pada Jumat pekan ini untuk memberi konfirmasi bahwa pertumbuhan pekerjaan yang kuat terus mendukung kenaikan suku bunga yang lebih besar.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah direntang Rp15.410–Rp15.500 per dolar AS.