Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Dekati Rp15.500, Dolar AS Terdorong The Fed

Rupiah dibuka masih di zona merah ke Rp15.457, mendekati Rp15.500, seiring dengan indeks dolar AS yang terus menguat.
Rupiah dibuka masih di zona merah ke Rp15.457, mendekati Rp15.500, seiring dengan indeks dolar AS yang terus menguat. Bisnis/Himawan L Nugraha
Rupiah dibuka masih di zona merah ke Rp15.457, mendekati Rp15.500, seiring dengan indeks dolar AS yang terus menguat. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka di zona merah, melanjutkan pelemahan mendekati Rp15.500 per dolar AS di tengah penguatan indeks dolar AS di level tertinggi tiga bulan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (9/3/2023) pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah 0,13 persen atau 20 poin ke Rp15.457 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS perkasa, menguat 0,04 persen ke 105,69. 

Mayoritas mata uang di Asia juga masih dalam pelemahan  melawan greenback dengan penurunan  dipimpin oleh yuan China yang melemah 0,17 persen, disusul rupee India yang melemah 0,16 persen, dan baht Thailand melemah 0,12 persen. 

Sementara itu, yen Jepang berhasil menguat 0,19 persen, won Korea Selatan juga menguat tipis 0,01 persen, dan peso Filipina menguat 0,06 persen. 

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan untuk perdagangan hari ini mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.420 - Rp15.500.

Ibrahim mengatakan dolar AS mencapai level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang pada Rabu, mengikuti lonjakan imbal hasil Treasury setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa suku bunga kemungkinan akan naik lebih dari ekspektasi pasar.

"Powell mengatakan dalam sebuah kesaksian di depan Kongres bahwa Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih dari ekspektasi pasar, menyusul ketahanan ekonomi AS baru-baru ini. Ini membuat pasar dengan cepat mulai memperkirakan peluang yang lebih besar untuk kenaikan 50 basis poin pada Maret, naik dari ekspektasi sebelumnya untuk kenaikan 25 bps," jelasnya dalam riset, Rabu (8/3/2023).

Imbal hasil Treasury AS juga melonjak dalam perdagangan semalam. Hal ini menyebabkan penurunan lebih lanjut pada kurva imbal hasil, dengan selisih antara imbal hasil dua tahun dan 10 tahun mendekati level terendah sejak Oktober.

Komentar Powell juga muncul setelah inflasi yang lebih kuat dari perkiraan dan data pasar tenaga kerja untuk Januari menunjukkan bahwa Fed kemungkinan perlu memperketat kebijakan lebih lanjut untuk memastikan tren penurunan inflasi yang berkelanjutan.

"Fokus minggu ini sebagian besar pada lebih banyak isyarat pada Fed dan pasar tenaga kerja, serta laporan Beige Book bank sentral tentang ekonomi yang akan dirilis pada hari Rabu. Data nonfarm payrolls untuk Februari akan dirilis pada Jumat, dengan tanda-tanda kekuatan ekonomi memberi Fed lebih banyak ruang kepala untuk terus menaikkan suku bunga," imbuhnya. 

Kenaikan suku bunga memicu kekhawatiran akan perlambatan tajam ekonomi AS akhir tahun ini. Kurva hasil terbalik dianggap oleh pasar sebagai sinyal bahwa pedagang sedang memposisikan diri untuk potensi resesi.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) dalam Survei Konsumen melaporkan bahwa optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat pada Februari 2023. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2023 yang terjaga dalam zona optimis pada level 122,4.

Meskipun IKK pada Februari 2023 sedikit menurun dibandingkan 123,0 pada bulan sebelumnya, namun tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode Februari 2022 sebesar 113,1. Survei Konsumen BI pada Februari 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat.

Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tetap kuat serta masih pada area optimis sebesar 132,5, meskipun sedikit lebih rendah dari 133,9 pada Januari 2023. IEK terutama ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan yang meningkat dibanding bulan sebelumnya, sebesar 138,0 pada Februari 2023, dari 137,9 pada Januari 2023.  

Pada Februari 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran meski tidak setinggi bulan sebelumnya, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper