Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 0,34 persen pada awal perdagangan hari ini, sejalan dengan pelemahan Wall Street usai testimoni Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengatakan secara eksplisit suku bunga acuan akan tetap tinggi.
Mengutip data RTI, pada 09.01 WIB, IHSG melemah 23,01 poin ke 6.743,74. Sebanyak 84 saham menguat, 193 saham melemah, dan 321 saham stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa parkir di Rp9.392,84 triliun.
Saham PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) langsung ambrol 6,38 persen pada awal pembukaan, menyusul saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) turun 3,21 persen, dan saham PT Elang Mahkota Energi Tbk. (EMTK) ambles 2,89 persen.
Saat IHSG melemah, saham big cap seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mampu menguat 0,95 persen, dan saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) naik 1,05 persen.
BNI Sekuritas memprediksi IHSG masih berpotensi turun setelah break di bawah 6.803 pada perdagangan hari ini.
“Level resistance berada 6.803, 6.833, 6.851, 6.875 dengan support 6.750, 6.712, 6.681, 6.653. Perkiraan range IHSG di rentang 6.715 - 6.820” terang Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar.
Baca Juga
Kemarin (7/3/2023), bursa di kawasan regional Asia Pasifik bergerak variatif. Hang Seng dan dua bursa China mencatat penurunan, sementara Nikkei dan TSEC Weighted Index naik. Reserve Bank of Australia menaikkan suku bunga sebesar 25bp menjadi 3,6 persen, sesuai ekspektasi.
Indonesia melaporkan kenaikan cadangan devisa menjadi US$140,3 miliar per Februari 2023 dibandingkan US$139,4 miliar pada bulan sebelumnya. Korea Selatan mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 persen YoY pada kuartal IV/2022/
Dari Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah signifikan sebesar 1,72 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi sebesar 1,53 persen, sementara indeks Nasdaq juga turun sebesar 1,25 persen pada akhir perdagangan Selasa.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa suku bunga mungkin perlu lebih tinggi lebih lama, sehingga hal ini memicu kekhawatiran akan kenaikan yang berpotensi lebih besar pada pertemuan bank sentral berikutnya pada tanggal 21-22 Maret 2023 dibandingkan kenaikan sebesar 25 bps pada bulan lalu. Merespons hal ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun naik menjadi 5 persen, tertinggi sejak tahun 2007.