Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah IHSG Tembus 8.000, Akankah Sentimen RAPBN 2026 Berlanjut?

IHSG tembus 8.000 didorong sentimen positif RAPBN 2026 dan arus masuk dana asing. Tren ini bisa berlanjut jika kondisi makro dan kebijakan moneter kondusif.
Annisa Kurniasari Saumi,Dionisio Damara Tonce,Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 19 Agustus 2025 | 06:00
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (9/5/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (9/5/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ringkasan Berita
  • IHSG berhasil mencapai level 8.000 berkat sentimen positif dari pembacaan RAPBN 2026 dan peningkatan net buy asing yang signifikan.
  • Investor asing kembali tertarik pada saham-saham berkapitalisasi besar di Indonesia, terutama sektor perbankan, didorong oleh valuasi yang atraktif dan ekspektasi kebijakan moneter global yang lebih longgar.
  • Faktor-faktor seperti stabilitas rupiah, rebalancing indeks MSCI, dan potensi penurunan suku bunga turut memperkuat arus masuk dana asing ke pasar saham Indonesia.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diharapkan mampu mempertahankan kinerjanya di level 8.000 yang sempat terjadi bertepatan dengan pembacaan RAPBN 2026 dan Nota Keuangannya akhir pekan lalu.

Berdasarkan data BEI, IHSG menguat 4,84% selama sepekan ke 7.898,37 pada Jumat (15/8/2025) setelah sempat mencetak level tertinggi intraday 8.017. Kapitalisasi pasar pun naik 5,11% secara mingguan menjadi Rp14.247 triliun.

Dalam waktu yang sama, pasar saham Indonesia mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing mencapai Rp1,3 triliun.

Dalam sepekan perdagangan kemarin atau 11 Agustus 2025 sampai 15 Agustus 2025 net buy asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp6,67 triliun. Nilai net buy asing tersebut meningkat drastis dibandingkan pekan sebelumnya atau dari 4 Agustus 2025 sampai 8 Agustus 2025 yang mencapai Rp124,22 miliar.

Meskipun, pasar saham Indonesia masih mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp55,17 triliun sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Adapun, dalam sepekan perdagangan terakhir terdapat sejumlah saham yang paling banyak diburu asing atau mencatatkan net buy asing tinggi. Saham BBRI misalnya mencatatkan net buy asing sebesar Rp2,31 triliun dalam sepekan perdagangan terakhir.

Kemudian, saham TLKM mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,65 triliun dalam sepekan perdagangan terakhir. Lalu, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,35 triliun.

Bank jumbo lainnya PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan net buy asing sebesar Rp737 miliar. Selain itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mencatatkan net buy asing Rp373 miliar dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mencatatkan net buy asing sebesar Rp277 miliar.

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengatakan arus dana investor asing yang mulai masuk kembali ke saham seperti BBCA dan BBRI pada kuartal III/2025 didorong kombinasi antara valuasi yang kembali atraktif usai koreksi.

"Proyeksinya, tren inflow ini bisa berlanjut jika kondisi makro tetap kondusif, Bank Indonesia menjaga atau bahkan mengkondusifkan level suku bunganya," ujar Miftahul pada beberapa waktu lalu.

Sementara, Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai terdapat peluang masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia seiring dengan ragam sentimen positif.

Dari sisi global, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal IV/2025 telah memperkuat risk appetite investor terhadap aset-aset emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini turut mendorong arus masuk dana asing, terutama ke saham-saham berkapitalisasi besar yang valuasinya mulai dianggap atraktif kembali.

"Kami memproyeksikan arus dana asing masih berpeluang positif di semester II/2025, meskipun tetap akan bersifat selektif dan sensitif terhadap perkembangan global seperti suku bunga dan tensi geopolitik," kata Felix kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Investment Analyst Capital Asset Management Martin Aditya mengatakan faktor utama investor asing kembali ke pasar modal Indonesia karena IHSG masih diperdagangkan di sekitar price to earning ratio 11 kali di bawah rata-rata 5 tahunnya.

“Investor asing juga nampaknya sudah melihat pasar negara maju sudah overvalued,” ucap Martin, Senin (18/8/2025).

Selain itu, kata dia, ada limpahan aliran modal dari rebalancing indeks MSCI, posisi mata uang rupiah yang stabil, serta ekspektasi penurunan suku bunga semakin besar. Sentimen tersebut makin meyakinkan investor asing untuk berburu aset di Indonesia.

Adapun, guyuran likuiditas dari investor asing ini akan menjadi penopang saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps terutama dari deretan sektor perbankan.

“Namun, saya rasa investor institusi lokal juga turut menopang IHSG selama investor asing mencatatkan net sell sejak awal tahun hingga IHSG dapat di level saat ini,” ujar Martin.

Adapun Martin menuturkan untuk strategi portofolio, investor dapat mengoleksi saham-saham big caps, terutama perbankan. Martin melihat saat ini saham-saham perbankan masih menarik karena belum terlalu diapresiasi jika dibandingkan saham-saham konglomerasi.

Hal senada juga disampaikan Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa konsistensi aksi beli asing pada Agustus terjadi ketika IHSG berhasil menguji level tertinggi di kisaran 8.000.

Padahal, pada kuartal I/2025, indeks komposit sempat tertekan oleh dinamika global, terutama oleh pemilu Amerika Serikat dan kebijakan Donald Trump.

“Dengan masuknya arus asing pada Agustus, peluang IHSG untuk bullish semakin terbuka,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (18/8/2025).

Menurutnya, katalis positif ke depan datang dari proyeksi surplus transaksi berjalan kuartal II/2025. Surplus ini berpotensi memperkuat sentimen pasar, sekaligus menambah daya tarik IHSG bagi investor asing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro