Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat, lepas dari jeratan Rp15.300 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (6/3/2023), seiring dengan pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, pukul 15.15 WIB, rupiah terpantau menguat 16 poin atau 0,10 persen ke Rp15.295 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,10 persen ke 104,42.
Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang di Asia juga mengalami penguatan seperti yen Jepang yang menguat 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,03 persen, dolar Taiwan menguat 0,15 perseb, dan won Korea Selatan menguat 0,35 persen.
Selanjutnya, rupee India juga terpantau menguat 0,36 persen, ringgit Malaysia menguat 0,16 persen, dan baht Thailand menguat 0,32 persen di hadapan greenback.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS bergerak turun pada Senin karena investor menunggu kesaksian dari ketua Federal Reserve Jerome Powell dan melihat ke arah laporan pekerjaan Februari pada akhir minggu yang kemungkinan akan mempengaruhi seberapa hawkish langkah bank sentral AS selanjutnya.
"Setelah memberikan kenaikan jumbo tahun lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam dua pertemuan terakhirnya, tetapi banyak data ekonomi yang tangguh, memicu pasar khawatir bahwa bank sentral akan kembali ke jalurnya yang agresif," jelas Ibrahim dalam riset harian, Senin (6/3/2023).
US Futures memperkirakan ada peluang 72 persen The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuannya pada 22 Maret. Sorotan akan kuat pada laporan tenaga kerja Februari yang dijadwalkan rilis pada Jumat dan kesaksian ketua Fed Jerome Powell kepada Kongres pada Selasa dan Rabu.
Dari sisi internal, menjelang periode bulan Ramadan dan Idulfitri 2023 akan terjadi peningkatan harga pada pangan dan aneka tarif angkutan. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengendalikan inflasi selama bulan Ramadan dan Idulfitri 2023.
Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan akan memberikan bantuan beras selama tiga bulan. Demikian pula untuk bantuan telur dan ayam yang kini regulasinya sedang diatur. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melalui TPIP dan TPID juga akan terus mendorong sinergi dan kerja sama agar inflasi tetap dalam sasaran 2023 dan ini merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, bauran berbagai kebijakan fiskal dan moneter seperti Undang-Undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, Perpu Cipta Kerja, dan pengaturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) mampu memberikan kepastian.
Lebih lanjut, Pemerintah juga terus menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi serta peningkatan investasi sebagai bagian dari strategi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
"Terkait dengan ketahanan, sektor eksternal juga menjadi perhatian, terutama untuk stabilitas nilai tukar rupiah sebagai bagian dari pengendalian inflasi terutama dari inflasi impor yang saat sekarang terutama dari harga-harga energi. Dalam hal ini tentu likuiditas menjadi penting," imbuh Ibrahim.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.270 - Rp15.330 per dolar AS.
Menanti Keputusan The Fed, Rupiah Menguat Bersama Mata Uang Asia
Rupiah ditutup menguat ke Rp15.295 per dolar AS bersama mayoritas mata uang di Asia jelang keputusan The Fed terkait suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Borong Saham Bank Danamon (BDMN)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 menit yang lalu