Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjelaskan mengenai kapan GOTO dapat mencetak laba bersih.
Wakil Direktur Utama GOTO Catherine Hindra Sutjahyo menjelaskan GOTO telah mencapai peningkatan adjusted EBITDA atau EBITDA yang disesuaikan selama lima kuartal berturut-turut, dengan group EBITDA positif selama tiga kuartal.
“Untuk menghubungkan ke laba bersih, pos utama yang membedakan antara EBITDA kami dan laba bersih adalah porsi hasil dari Tokopedia,” kata Catherine dalam conference call GOTO, Rabu (13/8/2025).
Catherine menjelaskan hasil pendapatan GOTO dari Tokopedia merupakan pos non-tunai dan tidak mencerminkan kinerja operasional inti perseroan. Hal ini yang menjadi selisih antara EBITDA dan laba bersih GOTO.
Faktor lainnya menurut Catherine adalah kompensasi saham yang merupakan pos non-tunai. Perbedaan ini menurutnya menjelaskan selisih antara EBITDA dan adjusted EBITDA.
“Seperti yang anda lihat, kami tetap disiplin dalam pengelolaan kompensasi berbasis saham, yang terus berhasil kami turunkan dari kuartal ke kuartal,” ujarnya.
Baca Juga
Dengan demikian, lanjut dia, kinerja operasional dan keuangan GOTO dalam beberapa kuartal terakhir konsisten dan terus berkembang. GOTO berharap dapat mempertahankan momentum ini.
“Dengan demikian, pencapaian laba bersih sudah jelas terlihat dalam jangkauan kami,” ucap Catherine.
Sebagai informasi, GOTO mencatatkan penyusutan rugi bersih menjadi Rp742 miliar di semester I/2024.
Penyusutan rugi bersih ini disebabkan kinerja pendapatan yang mengalami kenaikan. Emiten teknologi itu tercatat mencetak pendapatan bersih menjadi Rp8,55 triliun sepanjang semester I/2025, naik 10,62% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,73 triliun.
Pendapatan ini diperoleh dari jasa pengiriman seperti GoFood sebesar Rp2,75 triliun, imbalan jasa sebesar Rp2,74 triliun, pinjaman senilai Rp1,64 triliun, imbalan jasa e-commerce dari Tokopedia sebesar Rp416,3 miliar, imbalan iklan senilai Rp236,12 miliar, dan lain-lain senilai Rp769,8 miliar.
Pos biaya dan beban GOTO juga susut hingga 3% di enam bulan pertama 2025. Berdasarkan laporan keuangannya, GOTO mencatatkan biaya dan beban senilai Rp8,7 triliun di semester I/2025. Biaya dan beban ini turun 7,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,4 triliun.
GOTO juga mencatatkan peningkatan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp820 miliar semester I/2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.