Bisnis.com, JAKARTA – PT Pinnacle Investama Persada memastikan dana nasabah produk Large Cap Exchange Trade Fund (ETF) berkode XPLC sepenuhnya aman seiring rencana Pinnacle membubarkan reksa dana ETF berkode XPLC tersebut.
Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan semua dana nasabah reksa dana ETF berkode XPLC itu berada di bank kustodian. Guntur menjelaskan dealer participant maupun manajer investasi kami juga sudah menginformasikan ke para pemegang unit penyertaan.
“Dana nasabah 100 persen aman juga karena semua juga ada di rekening bank kustodian jadi memang dari dealer participant maupun manajer investasi kami juga suda menginformasikan ke PUP [pemegang unit], jadi mereka bebas untuk melakukan redemption sebelum pembubaran,” kata Guntur kepada Bisnis, Selasa (21/2/2023).
Menurut Guntur reksa dana ETF sangat liquid. Hal ini karena semua underlying reksa dana EFT merupakan saham-saham blue chip dan berkapitalisasi pasar besar. Alhasil, ungkap Guntur mekanismenya dilakukan secara transparan
Guntur menjelaskan pembubaran atau penutupan reksa dana EFT merupakan hal yang sangat sangat lumrah dan wajar di industri reksa dana baik di Indonesia maupun secara global. Sebagai contoh, lanjut Guntur, berdasarkan data dari S-Invest dari KSEI per kemarin, dalam kurun waktu 14 bulan terakhir, total ada 320 Reksadana dari lebih dari 50 Manajer Investasi yang dibubarkan atau dilikuidasi dengan berbagai faktor pertimbangan.
“Sebagai contoh, mulai dari RD yang harus bubar karena jatuh tempo [untuk RD terproteksi], ada perubahan strategi dari reksadana, kurangnya minat dari investor, perubahan strategi bisnis MI, iklim berinvestasi yang berubah secara dinamis, ada keterbatasan atau perubahan dari regulasi, dan lain lain,” katanya.
Baca Juga
Guntur menjelaskan Pinnacle harus dapat beradaptasi dengan perubahan landscape ataupun iklim industri yang dinamis. XPLC memiliki underlying Large Cap yang overlap dengan IDX30 dan LQ45.
Menurut dia saat Pinnacle meluncurkan XPLC belum banyak produk reksa dana ETF yang berbasis IDX30 dan LQ45. Namun, lanjut dia, pada saat ini sudah ada hampir 30 produk Reksa Dana indeks berbasis IDX30 dan LQ45 di industri.
Guntur menjelaskan dengan kondisi pasar yang dinamis, Pinnacle juga beradaptasi untuk menjawab tantangan perubahan industri, dan salah satu langkah utama sebagai bagian dari strategi bisnis, adalah untuk melakukan konsolidasi di beberapa produk ETF.
“Dengan tujuan untuk memaksimalkan efisiensi pengelolaan RD ETF dan juga kami akan fokus mengembangkan dan menerbitkan beberapa produk ETF unggulan lainnya untuk menggantikan existing produk yang overlapping di market,” kata Guntur.
Sebelumnya, Pinnacle Persada Investama mengumumkan Reksa Dana Pinnacle Indonesia Large Cap Exchange Trade Fund (ETF) berkode XPLC.
Dengan adanya rencana pembubaran tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana melakukan penghentian sementara Perdagangan Reksa Dana Pinnacle Indonesia XPLC di seluruh Pasar Sejak Sesi I Perdagangan Efek tertanggal 21 Februari 2023.
“Dapat kami sampaikan bahwa PT Pinnacle Persada Investama selaku Manajer Investasi dan PT Bank Central Asia Tbk selaku Bank Kustodian dari Reksa Dana Pinnacle Indonesia Large Cap ETF (XPLC) berencana untuk melakukan pembubaran dan likuidasi XPLC,” dikutip dari pengumuman BEI, Selasa (21/2/2023).