Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mau Dibubarkan, Duit Nasabah Reksa Dana ETF XPLC Dipastikan Aman

Reksa dana ETF sangat liquid lantaran semua underlying reksa dana EFT merupakan saham-saham blue chip dan berkapitalisasi pasar besar.
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE  Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pinnacle Investama Persada memastikan dana nasabah produk Large Cap Exchange Trade Fund (ETF) berkode XPLC sepenuhnya aman seiring rencana Pinnacle membubarkan reksa dana ETF berkode XPLC tersebut.

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan semua dana nasabah reksa dana ETF berkode XPLC itu berada di bank kustodian. Guntur menjelaskan dealer participant maupun manajer investasi kami juga sudah menginformasikan ke para pemegang unit penyertaan.

“Dana nasabah 100 persen aman juga karena semua juga ada di rekening bank kustodian jadi memang dari dealer participant maupun manajer investasi kami juga suda menginformasikan ke PUP [pemegang unit], jadi mereka bebas untuk melakukan redemption sebelum pembubaran,” kata Guntur kepada Bisnis, Selasa (21/2/2023).

Menurut Guntur reksa dana ETF sangat liquid. Hal ini karena semua underlying reksa dana EFT merupakan saham-saham blue chip dan berkapitalisasi pasar besar. Alhasil, ungkap Guntur mekanismenya dilakukan secara transparan

Guntur menjelaskan pembubaran atau penutupan reksa dana EFT merupakan hal yang sangat sangat lumrah dan wajar di industri reksa dana baik di Indonesia maupun secara global. Sebagai contoh, lanjut Guntur, berdasarkan data dari S-Invest dari KSEI per kemarin, dalam kurun waktu 14 bulan terakhir, total ada 320 Reksadana dari lebih dari 50 Manajer Investasi yang dibubarkan atau dilikuidasi dengan berbagai faktor pertimbangan.

“Sebagai contoh, mulai dari RD yang harus bubar karena jatuh tempo [untuk RD terproteksi], ada perubahan strategi dari reksadana, kurangnya minat dari investor, perubahan strategi bisnis MI, iklim berinvestasi yang berubah secara dinamis, ada keterbatasan atau perubahan dari regulasi, dan lain lain,” katanya.

Guntur menjelaskan Pinnacle harus dapat beradaptasi dengan perubahan landscape ataupun iklim industri yang dinamis. XPLC memiliki underlying Large Cap yang overlap dengan IDX30 dan LQ45.

Menurut dia saat Pinnacle meluncurkan XPLC belum banyak produk reksa dana ETF yang berbasis IDX30 dan LQ45. Namun, lanjut dia, pada saat ini sudah ada hampir 30 produk Reksa Dana indeks berbasis IDX30 dan LQ45 di industri.

Guntur menjelaskan dengan kondisi pasar yang dinamis, Pinnacle juga beradaptasi untuk menjawab tantangan perubahan industri, dan salah satu langkah utama sebagai bagian dari strategi bisnis, adalah untuk melakukan konsolidasi di beberapa produk ETF.

“Dengan tujuan untuk memaksimalkan efisiensi pengelolaan RD ETF dan juga kami akan fokus mengembangkan dan menerbitkan beberapa produk ETF unggulan lainnya untuk menggantikan existing produk yang overlapping di market,” kata Guntur.

Sebelumnya, Pinnacle Persada Investama mengumumkan Reksa Dana Pinnacle Indonesia Large Cap Exchange Trade Fund (ETF) berkode XPLC.

Dengan adanya rencana pembubaran tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana melakukan penghentian sementara Perdagangan Reksa Dana Pinnacle Indonesia XPLC di seluruh Pasar Sejak Sesi I Perdagangan Efek tertanggal 21 Februari 2023.

“Dapat kami sampaikan bahwa PT Pinnacle Persada Investama selaku Manajer Investasi dan PT Bank Central Asia Tbk selaku Bank Kustodian dari Reksa Dana Pinnacle Indonesia Large Cap ETF (XPLC) berencana untuk melakukan pembubaran dan likuidasi XPLC,” dikutip dari pengumuman BEI, Selasa (21/2/2023).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper