Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Mampu Ungguli Dolar AS di Pembukaan Pagi Ini, Simak Penyebabnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.190 pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (20/2/2023).
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.190 pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (20/2/2023). Penguatan rupiah terjadi kala indeks dolar AS juga menguat.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat 0,13 persen atau naik 20 poin ke Rp15.190 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,19 persen ke 104,05.

Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat seperti won Korea Selatan naik 0,22 persen, peso Filipina naik 0,08 persen, ringgit Malaysia naik 0,07 persen, baht Thailand naik 0,07 persen, dolar Taiwan naik 0,06 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,04 persen.

Sementara mata uang kawasan Asia yang dibuka melemah terhadap dolar AS adalah rupee India turun 0,14, dolar Singapura turun 0,06 persen, dan yuan Cina turun 0,06 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi mengalami tekanan terhadap dolar AS akibat kekhawatiran pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter Federal Reserve yang agresif tahun ini. 

Pengetatan dilakukan oleh The Fed setelah melihat data-data ekonomi yang membaik termasuk data inflasi yang belum turun jauh ke target 2 persen. Kebijakan The Fed akan mendorong pelaku pasar untuk mengalihkan dana investasinya ke aset dolar AS yang menyebabkan rupiah tertekan.

“Pergerakan rupiah masih sangat bergantung pada sikap pelaku pasar asing yang mengikuti sentimen eksternal,” ujar Ariston dalam riset, Senin (20/2/2023).

Sementara itu. pemerintah Indonesia berusaha mencegah pelemahan rupiah dengan memperbaiki suplai dolar melalui kebijakan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang baru. Namun, kebijakan tersebut baru akan terlihat pada semester I/2023/

Adapun optimisme pertumbuhan dalam negeri dinilai dapat membantu pelemahan rupiah. Sementara itu, Ariston menyebut rupiah berpotensi melemah ke level Rp15.250 dengan potensi support di kisaran Rp15.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper