Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Salim (META) Jual Bisnis Air, Target Laba Naik 25 Persen

Emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melepas bisnis airnya tahun ini. Meski demikian laba bersih tetap ditarget naik 25 persen.
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kanan) memberikan penjelasan kepada awak media usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kanan) memberikan penjelasan kepada awak media usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melalui anak usahanya PT Potum Mundi Infranusantara resmi melepas kepemilikan terhadap PT Tirta Bangun Nusantara, entitas usaha pengolahan air, senilai Rp55 miliar.

Corporate Secretary Nusantara Infrastructure Dahlia Evawani menerangkan Potum melepas 26.957.000 saham setara 99,98 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor dalam PT Tirta Bangun Nusantara, kepada PT Bahtera Hijau Mandiri (BHM).

Potum juga melepas 547 saham atau 0,02 persen dari seluruh saham PT Tirta Bangun Nusantara kepada BHS.

"Nilai transaksi yang harus dibayar oleh BHM dan BHS kepada Potum untuk transaksi ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp55 miliar," jelasnya dalam keterbukaan informasi, Senin (30/1/2023).

Dia menegaskan pelaksanaan transaksi ini berpotensi mengurangi aset dan ekuitas Perseroan. Perseroan yakin bahwa pelaksanaan Rencana Transaksi tidak akan memberikan dampak negatif yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan pertumbuhan Perseroan secara material.

Adapun, META menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10 persen pada 2023. Sementara itu, META menargetkan laba bersih dapat tumbuh lebih dari 25 persen.

Head of Corporate Communications META Indah D.P. Pertiwi mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih lebih dari 25 persen karena optimistis dengan kontribusi dari proyek Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) dan proyek tol layang Mohamed Bin Zayed (MBZ).

“Perseroan mengestimasi dapat memperoleh pertumbuhan laba bersih di atas 25 persen diikarenakan kontribusi dari entitas asosiasi MBZ dan JLB diproyeksikan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujar Indah kepada Bisnis.

Jalan Tol MBZ yang sepenuhnya merupakan jalan tol layang dengan panjang 38 kilometer di atas jalan tol Jakarta – Cikampek. Jalan Tol MBZ merupakan bagian dari Trans Jawa yang berfungsi sebagai pintu masuk atau keluar dari Jakarta ke Jawa Barat, Tengah dan Timur.

Volume lalu lintas Jalan Tol MBZ diklaim mencapai rata-rata 400.000 hingga 500.000 per hari sejak mulai beroperasi penuh pada 12 Desember 2019. Adapun tarif rata-rata dari MBZ berkisar Rp20.000 sampai Rp30.000.

META diperkirakan memperoleh pendapatan hingga Rp2,92 triliun dengan asumsi rata-rata kendaraan melintas mencapai 400.000 kendaraan dengan tarif Rp20.000 per kendaraan.

Adapun, Jalan Tol MBZ merupakan proyek yang diakuisisi oleh META melalui PT Marga Utama Nusantara (MUN) dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR). META mengakuisisi 40 persen kepemilikan saham tol MBZ senilai Rp4,38 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper