Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Perkasa, Berkah Upaya Mati-matian Bank Indonesia

Rupiah ditutup menguat 0,60 persen ke Rp15.482 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,01 persen ke 103,22.
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level 15.482 pada perdagangan hari ini, Rabu (11/1/2023). Rupiah menguat di tengah pelemahan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,60 persen ke Rp15.482 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,01 persen ke 103,22.

Bersamaan dengan rupiah, dolar Singapura naik 0,06 persen, dolar Taiwan menguat 0,14 persen, peso Filipina menguat 0,15 persen, rupee India menguat 0,19 persen, yuan China menguat 0,10 persen, ringgit Malaysia naik 0,01 persen, dan baht Thailand naik 0,07 persen.

Sementara itu, mata uang di Asia yang melemah adalah yen Jepang 0,11 persen, dolar Hong Kong turun 0,08 persen, dan won Korea Selatan ambles 0,13 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS bertahan pada Rabu (11/1/2023), terlepas dari tekanan ke bawah dari imbal hasil obligasi yang lebih rendah dan saham yang lebih tinggi. Pasalnya, investor menunggu data harga konsumen AS minggu ini untuk melihat apakah indikator itu akan mengonfirmasi bahwa inflasi melandai.

Sementara itu, laju inflasi tahunan AS meningkat menjadi 7,3 persen pada November, menyisakan ruang untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Ketua The Fed Jerome Powell tidak memberikan petunjuk kebijakan apapun selama diskusi panel di Stockholm semalam, dan pejabat Fed lainnya mengatakan langkah mereka selanjutnya akan bergantung pada data. Sementara itu, investor sangat fokus pada data inflasi (CPI) AS.

Dari dalam negeri, pasar merespon positif terhadap Rancangan mengenai Undang-Undang (RUU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang telah disahkan dalam Sidang Paripurna DPR. Pengesahan UU P2SK ini dilakukan pada tanggal 15 Desember 2022.

Menurut Ibrahim, adanya UU P2SK ini menjawab tantangan perekonomian, termasuk pengaruh global akibat guncangan yang terjadi adanya disrupsi geopolitik, dan sisi suplai yang berujung mengakibatkan inflasi di negara maju yang tinggi. Selain itu, juga direspon dengan kenaikan suku bunga serta pengetatan likuiditas.

Adapun untuk perdagangan besok, Kamis (11/1/2023) Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.450-Rp15.530 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper