Bisnis.com, JAKARTA — Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea memeroleh potensi cuan dari kenaikan saham teknologi PT Data Sinergitama Jaya Tbk. (ELIT).
Pada penutupan perdagangan Senin (9/1/2023), saham ELIT melonjak 34,82 persen atau 39 poin menjadi Rp151. Sepanjang sesi hari ini, saham ELIT bergerak di rentang Rp112-151. ELIT menjadi top gainers atau saham dengan kenaikan tertinggi hari ini.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Hotman Paris tercatat memiliki 101,66 juta (101.666.000) saham ELIT. Adapun, ELIT menetapkan harga final penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp120 per saham.
Dalam perayaan pencatatan perdana saham ELIT di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (6/1/2023), Hotman turut hadir dengan setelan bercorak emas dari jas, celana hingga sepatu. Hotman juga sempat membagikan beberapa momen ketika dirinya menghadiri pencatatan perdana ELIT di akun Instagram miliknya.
Dengan peningkatan saham ELIT hari ini sebesar 34,82 persen atau Rp39 per saham, setidaknya Hotman Paris mengantongi potensi cuan Rp3,96 miliar atau nyaris Rp4 miliar. Cuan tersebut tentunya masih berupa potensi karena tidak dilakukan transaksi penjualan oleh Hotman Paris untuk merealisasikan keuntungan.
Sementara itu, mayoritas saham ELIT dipegang oleh PT Gratus Deo Indonesia, yakni 27,42 persen atau setara 557,03 juta (557.038.128) saham. Sementara itu, investor publik memegang 24,61 persen atau setara 500 juta (500.000.000) saham ELIT.
Baca Juga
Adapun total saham ELIT yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mencapai 2,03 miliar (2.031.456.532) saham.
ELIT merupakan perusahaan sektor perangkat lunak dan jasa IT yang tercatat di papan pengembangan. ELIT bergerak dalam usaha penyedia layanan teknologi informasi, khususnya teknologi pusat data terbaru.
ELIT telah mengantongi dana Rp60 miliar dari IPO. Angka ini diperoleh dari 500 juta saham yang laris dengan harga final Rp120 per saham. Bahkan ELIT tercatat oversubscribe hingga 222 kali.
Mayoritas dana IPO akan digunakan untuk modal kerja seperti pembiayaan proyek baru, riset dan pengembangan, perekrutan dan pelatihan tenaga profesional, biaya operasional serta pemasaran dan promosi. Sekitar Rp10 miliar akan digunakan untuk pembelian server.