Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT Data Sinergitama Jaya Tbk. (ELIT) atau Elitery menargetkan kontribusi pasar Malaysia dan Indonesia dapat berimbang sekitar 50:50 dalam 5 tahun ke depan terhadap total pendapatan.
Kresna Adiprawira, Direktur Utama Elitery, menyampaikan dalam memperluas bisnis ke tingkat internasional, ELIT secara resmi mengumumkan ekspansi ke pasar Malaysia melalui entitas anak, Elitery Global Technology Sdn. Bhd., yang mulai beroperasi sejak 2024. Pada tahun ini, diprediksi kontribusi pasar tersebut baru mencapai 5% terhadap total pendapatan perseroan.
“Dalam jangka panjang 5 tahun ke depan, kontribusi pendapatan di pasar Malaysia dan Indonesia bisa berimbang 50:50,” jelasnya, Senin (30/6/2025).
Malaysia dipilih karena memiliki potensi pertumbuhan teknologi yang signifikan, khususnya dalam kerangka inisiatif Malaysia Digital Economy Blueprint (MyDIGITAL) yang mendorong adopsi cloud, AI, dan penguatan infrastruktur keamanan siber.
End-user spending untuk sektor enterprise Malaysia untuk security software dan security services diperkirakan mencapai lebih dari US$3 miliar, termasuk di dalamnya infrastructure protection (US$1,45 miliar), cloud security (US$783 juta), dan managed security services (US$764 juta). Langkah ini menjadi salah satu titik penting dalam strategi Elitery untuk menjangkau pelanggan baru di kawasan Asia Tenggara.
“Perkembangan teknologi di Malaysia sedikit lebih lambat sekitar 3 tahun dibandingkan dengan Indonesia. Oleh karena itu, potensi pertumbuhannya juga pesat ke depan,” imbuhnya.
Baca Juga
Security software dan security services merupakan dua bidang yang menjadi fokus utama layanan Elitery saat ini. Dengan meningkatnya kebutuhan akan perlindungan data, sistem cloud, dan teknologi kecerdasan buatan, pertumbuhan ekonomi digital global maupun regional semakin masif.
Indonesia sendiri diperkirakan memiliki nilai ekonomi digital sebesar US$130 miliar pada tahun 2025 dan terus tumbuh hingga US$360 miliar pada 2030. Hal ini menandakan adanya potensi besar untuk investasi di sektor tersebut.
Elitery juga memperkuat posisinya di bidang keamanan siber melalui kemitraan strategis bersama Google Cloud. Perusahaan kini menjadi satu-satunya mitra lokal Indonesia yang memperoleh sertifikasi Google Cloud Managed Service Provider (MSP), sekaligus terdaftar sebagai Google Cloud Managed Security Services Provider (MSSP).
Hal ini memperkuat kapasitas Elitery dalam menyediakan layanan keamanan siber yang proaktif, terkelola, dan berstandar global.
“Elitery juga menjadi satu-satunya mitra lokal yang memperoleh sertifikasi Google Cloud Managed Service Provider (MSP) di antara 56 mitra Google Cloud global,” jelas Kresna Adiprawira.
TARGET 2025
Pada 2025, ELIT menargetkan pertumbuhan laba sekitar 30% seiring dengan ekspansi ke proyek-proyek dengan margin tinggi, khususnya ke pelanggan korporasi atau business-to-business (B2B).
Erwin Damar Prasetyo, Direktur ELIT, menyampaikan pihaknya menargetkan pertumbuhan laba sekitar 30% pada 2025. Perseroan mengincar sejumlah korporasi besar mulai dari perbankan hingga perusahaan minyak dan gas (migas).
“Kami akan berkolaborasi dengan prinsipal perusahaan untuk menyasar sektor tersebut,” jelasnya.
Pada kuartal I/2025, pendapatan ELIT mencapai Rp135,74 miliar, naik 28,7% year on year (YoY) dari sebelumnya Rp105,47 miliar. Sekitar 20% pendapatan berasal dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan senilai Rp27,37 miliar.
Adapun, laba bersih terkoreksi 14,6% menjadi Rp7,29 miliar per kuartal I/2025 dari sebelumnya Rp8,63 miliar. Menurut Erwin, hal itu sesuai rencana perseroan seiring dengan pengerjaan proyek anyar.
“Ke depan kami yakin margin akan bertumbuh dan laba meningkat pada periode-periode selanjutnya, karena Elitery lebih fokus ke proyek dengan margin tinggi,” imbuhnya.