Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi informasi PT Data Sinergitama Jaya Tbk. (ELIT) atau Elitery membagikan dividen tahun buku sebesar Rp7,1 miliar. Tentu saja, dividen tersebut akan mengalir ke kantong pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang menggenggam saham ELIT 5,05 persen.
Berdasarkan data RTI efektif per 30 April 2023, Hotman Paris tercatat memiliki 5,05 persen saham ELIT atau sebanyak 102,62 juta (102.620.800) saham.
Sementara itu, jika menghitung total jumlah saham ELIT yang beredar sebanyak 2,03 miliar saham, maka dividen per saham yang akan diterima pemegang saham adalah Rp3,5 per saham.
Alhasil, jika dikalkulasikan maka Hotman Paris akan menerima kucuran dividen dari ELIT sekitar Rp359,17 juta. Dividen tunai tersebut akan mulai dibagikan kepada pemegang saham pada tanggal 23 Juni 2023.
Pembagian dividen tersebut berdasarkan hasil keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ELIT yang diselenggarakan pada Rabu, (24/5/2023).
"Pembagian dividen ini untuk memberikan value kepada para shareholders Elitery. Karena itu, keuntungannya juga dikembalikan kepada shareholders melalui setoran dividen, sedangkan sisa keuntungan bersih akan ditambahkan pada laba ditahan" ujar Direktur Utama Elitery Kresna Adiprawira dalam keterangannya.
Baca Juga
Ditinjau kinerja keuangannya, Elitery membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp9,71 miliar sepanjang 2022. Nilai tersebut meningkat 98,53 persen dari Rp4,89 miliar sepanjang 2021.
Oleh karena itu, pembagian dividen ditentukan berdasarkan pertimbangan capaian laba pada 2022 sekitar 73,76 persen dari laba bersih yang didapat yakni Rp7,1 miliar.
Dari segi pendapatan perseroan, ELIT mencatatkan pendapatan sebesar Rp178,62 miliar sepanjang 2022. Capaian ini naik hingga 96,95 persen dari Rp90,69 miliar pada 2021.
Adapun beberapa agenda lainnya dalam RUPST ELIT yakni persetujuan dan pengesahan laporan keuangan tahun buku 2022. Kemudian persetujuan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022.
Selanjutnya persetujuan penunjukkan kantor akuntan publik untuk tahun buku 2023. Terakhir, pembahasan mengenai remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi, serta persetujuan laporan penggunaan dana IPO.