Bisnis.com, JAKARTA — Empat emiten anyar resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia hari ini, Jumat (6/1/2023), melalui penawaran umum perdana saham alias IPO. Dari empat emiten, hanya satu yang berakhir di zona hijau.
Keempat perusahaan yang resmi melantai hari ini adalah adalah produsen minuman beralkohol Soju Daebak PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk. (BEER), perusahaan layanan pusat data PT Data Sinergitama Jaya Tbk. (ELIT), perusahaan air minum dalam kemasan Hexsoul PT Mitra Tirta Buwana Tbk. (SOUL), dan perusahaan properti PT Citra Buana Prasida Tbk. (CBPE).
BEER yang menawarkan 800 juta saham dengan harga Rp220 terpantau mengakhiri perdagangan di hari pertamanya dengan menguat. Saham BEER naik 17,27 persen sehingga parkir di label Rp258.
Volume saham yang diperdagangkan mencapai 484,69 juta dengan nilai transaksi Rp123,64 miliar. Data RTI menunjukkan kapitalisasi pasar BEER bernilai Rp1,03 triliun.
Manajemen BEER sebelumnya melaporkan bahwa minat publik terhadap saham yang ditawarkan cukup tinggi. Hal ini terlihat dari saham yang mengalami oversubscribe sebanyak 20 kali dari jumlah saham yang ditawarkan.
“Hal ini merupakan kabar ataupun pertanda baik sebagai awal perjalanan PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk. melantai di Bursa Efek Indonesia,” tulis manajemen BEER.
Baca Juga
ELIT yang mengumpulkan Rp60 miliar dari IPO menutup perdagangan Jumat (6/1/2023) dengan pelemahan 6,67 persen ke harga Rp112. Saham ELIT sempat mencapai harga tertinggi Rp162 sepanjang sesi. Kapitalisasi perusahaan tersebut mencapai Rp227,52 miliar.
Saham perusahaan air minum kemasan asal Sleman SOUL terpantau terkoreksi menyentuh auto reject bawah (ARB) 10 persen sehingga dibanderol di harga Rp99. Jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 6,56 juta dengan nilai transaksi Rp651,85 juta.
Dalam keterangannya, Komisaris Utama Mitra Tirta Buwana Iriyanti optimistis dukungan suntikan dana publik akan mendorong kinerja SOUL sehingga membukukan keuntungan dan pertumbuhan yang lebih baik. Oleh karena itu, dia berharap investor dapat melakukan investasi dalam jangka panjang alih-alih berspekulasi untuk jangka pendek.
“Kami yakin akan membesar secara bertahap, perlahan dan pasti,” kata Iriyanti.
Terakhir, emiten properti CBPE terkoreksi 0,67 persen sehingga parkir di Rp149 pada penutupan. Saham CBPE bergerak di rentang harga Rp144—Rp200 dan memiliki kapitalisasi pasar Rp202,08 miliar.
Direktur Utama Citra Buana Prasida R. Asep Eddy mengatakan industri properti terus mengalami perbaikan di tengah pemulihan perekonomian. Dia mengatakan CBPE terus mengembangkan kawasan untuk mempertahankan tren pertumbuhan kinerja.
Sejak dikembangkan pada tahun 2003, Paskal Hyper Square telah menjadi kawasan one stop living dengan luas area sekitar 135.000 m2 yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas meliputi food market, ruko, pusat perbelanjaan, pendidikan, hotel, dormitory dan pusat hiburan.
Saat ini di kawasan Paskal Hyper Square masih terdapat lahan yang dapat dikembangkan oleh CBPE untuk membangun sebanyak 92 unit ruko untuk mulai dipasarkan dan dialihkan pemanfaatannya.
“Produk properti Ruko saat ini masih menjadi andalan kami. Sepanjang periode pandemi sejak 2019 hingga tahun lalu, pendapatan Perseroan mengalami peningkatan yang diakibatkan karena peningkatan pendapatan sewa dan Pengalihan Pemanfaatan/Penggunaan Bangunan Dan Atau Tanah (Ruko),” ujar Eddy.