Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akhir Tahun, Rupiah Alami Penguatan Terhadap Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat 0,39 persen terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (29/12/2022).
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat 0,39 persen terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (29/12/2022). Adapun seluruh mata uang kawasan Asia ditutup menguat terhadap dolar AS.

Berdasarkan data bloomberg, rupiah ditutup melemah 61,5 poin atau 0,39 persen ke posisi Rp15.657, sedangkan indeks dolar AS terpantau melemah 0,16 persen ke level 104,29.

Adapun seluruh mata uang di kawasa Asia Pasifik juga menguat bersama rupiah, diantaranya peso Filipina naik 0,79 persen, yen Jepang naik 0,56 persen, baht Thailand naik 0,51 persen, yuan Cina naik 0,18 persen, dolar Taiwan naik 0,16 persen, won Korea Selatan naik 0,12 persen, rupee India naik 0,08 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,06 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar memangkas kenaikan setelah naiknya  imbal hasil treasury AS jangka panjang. Meski demikian, investor masih tetap gelisah jelang akhir tahun karena optimisme awal atas pembukaan pembatasan Covid-19 Cina gagal.

“Selain itu, ketidakpastian atas prospek ekonomi global, bersama dengan meningkatnya kekhawatiran tentang resesi di Amerika Serikat, membuat imbal hasil Treasury dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, tergelincir semalam,” ujar Ibrahim dalam riset, Kamis (29/12/2022).

Sementara dari dalam negeri, perekonomian Indonesia masih terbilang sepanjang tahun 2022. Hal ini tidak lepas dari langkah dan strategi yang diterapkan oleh pemerintah.

Adanya upaya untuk menjaga permintaan domestik membuat keyakinan pelaku ekonomi, dan juga daya beli masyarakat semakin terjaga. BI juga disebut terus melakukan intervensi secara berkala di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF yang membuat nilai tukar rupiah terjaga.

“Seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia diyakini bisa tumbuh di kisaran 5 persen pada tahun 2023 mendatang, walaupun  pergerakannya melambat. Hal tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global,” ujar Ibrahim.

Mengenai potensi resesi tahun 2023, Ibrahim mengatakan ada beberapa indikator yang mempengaruhi perlambatan ekonomi global, tetapi membawa sentimen positif bagi Indonesia. Salah satunya adalah perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kurangnya pasokan energi di banyak negara.

Lebih dari 50 persen energi dalam negeri didorong oleh batubara yang pertumbuhannya positif. Indonesia juga memiliki cadangan batubara sebesar 37 miliar ton.

“Dari sisi ekspor pun telah didorong oleh adanya ekspor CPO, batubara, besi, dan baja. Dalam skala nasional, spasial ekspor ditopang dengan baik oleh sejumlah wilayah,” ujar Ibrahim.

Ibrahim memproyeksi rupiah dibuka fluktuatif pada perdagangan besok. Namun, kemungkinan ditutup melemah pada rentang Rp15.630 - Rp15.730.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper