Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah dan Mata Uang Asia Loyo, Waswas Lonjakan Covid-19 di China

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,21 persen atau 33,5 poin ke level Rp15.752,5 per dolar AS
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada pembukaan perdagangan Kamis (29/12/2022). 

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,21 persen atau 33,5 poin ke level Rp15.752,5 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau turun sebesar 0,15 persen atau 0,16 poin ke level 104,30.

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia Pasifik terhadap dolar AS terpantau melemah. Mata uang yen, ringgit Malaysia terkoreksi 0,03 persen, rupee India melemah 0,01 persen, won Korea Selatan turun 0,27 persen, dan dolar Taiwan terpantau melemah 0,03 persen.

Di sisi lain, mata uang yen Jepang terpantau menguat 0,58 persen, diikuti dolar Singapura yang terapresiasi 0,10 persen.

Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang sekaligus Analis Pasar Keuangan PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah memang melemah terus sejak awal pekan, bahkan secara year-to-date juga melemah terhadap dolar AS.

"Rupiah dikategorikan risky asset dibandingkan dolar AS. Jadi ketika ada gejolak ekonomi atau kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi, pelaku pasar biasanya meninggalkan aset berisiko seperti rupiah," katanya.

Secara umum, pasar keuangan global masih menimbang dampak positif dan negatif dari rencana reopening oleh Pemerintah Tiongkok di tengah peningkatan kasus penularan Covid-19 di negara itu pada saat ini. Masih dari sentimen eksternal, Rusia menghentikan ekspor minyak mentah ke negara-negara yang memberlakukan price cap untuk minyak Rusia selama lima bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper