Saham IPO Paling Melonjak 2022, Ada yang Cuan 1.600 Persen!

Bisnis.com, JAKARTA — Dalam jajaran saham-saham pendatang baru selama 2022, PT Adaro Minerals Tbk. (ADMR) muncul sebagai juara dengan kenaikan harga saham paling signifikan.

Sejak melantai di bursa pada 3 Januari 2022 dengan harga Rp100 per lembar, saham ADMR telah melesat 1.600 persen menjadi Rp1.700 per saham. Bloomberg bahkan menyematkan predikat saham berperforma terbaik di dunia kepada ADMR atas prestasi tersebut.

Aksi penggalangan dana di pasar modal melalui penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) cukup semarak di sepanjang 2022, seiring dengan makin menggeliatnya perekonomian.

Sampai akhir 2022, setidaknya terdapat 59 emiten baru yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa di antaranya bahkan melakukan penggalangan dana bernilai triliunan.

Seiring dengan dinamika pasar yang beragam sepanjang tahun, saham-saham IPO 2022 juga memperlihatkan pergerakan yang variatif sejak resmi melantai.

Sampai penutupan perdagangan Jumat (23/12/2022), Bisnis mencatat terdapat 26 emiten pendatang baru yang harga sahamnya naik sejak IPO, satu saham stagnan, dan 22 saham sisanya mengalami pelemahan.

Di bawah ADMR, ada emiten sektor konstruksi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) mengekor di belakang ADMR dengan gain sebesar 372 persen. KRYA menawarkan harga saham Rp125 ketika IPO dan kini investor harus menyiapkan Rp590 untuk mahar setiap lembar sahamnya.

Saham PT Estee Gold Feet Tbk. (EURO) berada di peringkat ketiga sebagai saham IPO paling cuan. Saham EURO kini dibanderol di harga Rp290 per lembar, melesat 314,29 persen dari harga IPO Rp70 per lembar.

Harga saham  emiten perkebunan PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) dan PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) masing-masing telah naik 167,39 persen dan 148 persen sejak resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Keduanya menambah daftar perusahaan berbasis komoditas yang menikmati tren harga tinggi sepanjang 2022.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyebutkan pergerakan harga saham ADMR sejalan dengan tren harga acuan batu bara Newcastle. Hal ini mengindikasikan bahwa dinamika harga batu bara global turut berimbas ke performa ADMR.

“Ini mengindikasikan pola yang jelas bahwa kenaikan harga saham ADMR didorong oleh kenaikan harga batu bara di awal tahun ini secara kencang. Apalagi ADMR melakukan IPO ketika perekonomian global dalam proses pemulihan dari periode terburuk Covid-19,” kata Arjun, Sabtu (24/12/2022).

Arjun mencatat bahwa mayoritas penguatan harga saham pada emiten yang IPO pada 2022 terjadi dalam tiga bulan terakhir. Lesatan harga saham terutama terjadi pada emiten sektor konsumer primer seperti EURO, CBUT, dan BUAH.

Dia berpendapat pendorong kenaikan harga saham tersebut adalah daya tahan sektor di tengah ketidakpastian kondisi global dan perekonomian.

Tren penguatan pada sektor primer ini, lanjut Arjun, bisa memengaruhi minat investor pada masa mendatang. Kondisi ini tak menutup kemungkinan bakal menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menggalang dana di bursa saham melalui IPO.

“Ini bisa menjadi acuan bagi perusahaan yang berminat melantai di bursa tahun depan. Terutama untuk perusahaan yang ada di sektor konsumen primer, saham yang akan IPO akan mendapat trigger melihat pergerakan harga saham yang telah IPO sebelumnya. Apalagi kalau kita lihat sektor tersebut tergolong resilient di tengah ketidakpastian situasi geopolitik dan ekonomi,” paparnya.

Daftar Saham IPO 2022 Terbaik