Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan Jumat (9/12/2022) di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 37,5 poin atau 0,24 persen ke Rp15.583 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,07 persen ke 104,70.
Rupiah ditutup menguat bersama beberapa mata uang di Asia seperti yen Jepang yang naik 0,29 persen, dolar Singapura menguat 0,22 persen, won Korea Selatan 1,23 persen, rupee India 0,33 persen, dan yuan China 0,25 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS kembali melemah karena investor bersiap terhadap pembacaan inflasi AS yang akan datang. Selain itu, sentimen juga datang dari optimisme China atas pembukaan kembali ekonomi di negara tersebut.
Indeks harga produsen AS., yang akan dirilis pada hari Jumat, diharapkan menunjukkan bahwa inflasi yang dihadapi oleh sektor manufaktur menurun lebih jauh di bulan November. Angka tersebut juga diperkirakan akan menunjukkan tren serupa dalam indeks harga konsumen yang diawasi lebih ketat, yang akan dirilis minggu depan.
"Pasar khawatir bahwa inflasi yang lebih kuat dari perkiraan dapat membuat lebih banyak kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, mengingat The Fed telah memberi sinyal jika sikapnya terhadap kebijakan moneter sebagian besar akan didorong oleh jalur inflasi," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga
Sementara itu, China mengurangi pembatasan Covid-19, di tengah meningkatnya kemarahan publik terhadap kebijakan nol-Covid yang ketat.
Dari dalam negeri, pasar merespon positif bahwa pemerintah mengkonfirmasi defisit APBN akan berada di bawah 3 persen tahun ini.
Penyebabnya adalah penerimaan yang sangat moncer dan kinerja ekonomi membaik, sehingga pemerintah telah menurunkan proyeksi defisit APBN dari awalnya 4,5 persen menjadi 3,92 persen.
Adapun untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapu ditutup menguat direntang Rp15.550-Rp15.630.