Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi terbarukan dengan komisaris Cinta Laura, PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) diperkirakan segera melangsungkan penawaran saham baru melalui skema rights issue senilai Rp598,86 miliar.
OASA sebelumnya telah mengantongi persetujuan pemegang saham atas rights issue ini pada 21 Oktober 2022. Jika berjalan mulus, perseroan menargetkan mendapat pernyataan efektif rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) besok, Selasa (15/11/2022).
Mengutip prospektus Senin, (14/11/2022), OASA menjadwalkan tanggal terakhir perdagangan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) di pasar reguler dan negosiasi pada 23 November 2022, lalu pasar tunai pada 25 Novemer 2022. Mulai perdagangan saham tanpa HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 24 November 2022, kemudian pasar tunai pada 28 November 2022.
Sementara itu, distribusi HMETD ditargetkan pada 28 November 2022. Tanggal pencatatan pada 29 November 2022. Periode perdagangan, dan pelaksanaan HMETD pada 29 November 2022 sampai 5 Desember 2022.
Sesuai rencana, OASA akan menerbitkan maksimal 5,98 miliar saham baru pada harga pelaksanaan Rp100 per saham. Dengan demikian, perseroan berpeluang mengantongi dana rights issue hingga Rp598,86 miliar.
Setiap pemegang 10 saham dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham pada 25 November 2022 pukul 16.00 WIB mempunyai 167 saham right issue (HMETD). Setiap satu HMETD berhak membeli satu saham baru.
Baca Juga
Adapun pemegang saham publik yang tidak mengeksekusi haknya akan terdilusi menjadi 2,54 persen dari sebelum right issue 44,99 persen. Dengan begitu, PT International Labuan Resources (ILR) sebagai pembeli siaga akan menguasai 42,45 persen saham perseroan.
Dana hasil right issue sekitar Rp89 miliar bakal diserap untuk keperluan akuisisi 99,995 persen saham PT Indoplas Makmur Lestari. Kemudian sekitar Rp69 miliar untuk peningkatan setoran modal kepada PT Indoplas Makmur Lestari (IML). IML selanjutnya akan melakukan peningkatan setoran modal Rp69 miliar kepada PT Indoplas Karya Energi (IKE).
Sebagai informasi, IKE merupakan perusahaan yang akan turut serta mengelola proyek pembangkit listrik tenaga sampah di Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) di wilayah Jakarta Barat dengan total nilai pembangunannya mencapai Rp7 triliun.
Berikutnya, sekitar Rp9 miliar untuk pembelian satu unit kantor, lalu sekitar Rp340,5 miliar untuk peningkatan setoran modal kepada PT Telesys Indonesia (TI), yang selanjutnya akan digunakan oleh TI sebagai modal kerja. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.