Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Astra melalui PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO), memimpin rapor pergerakan saham-saham energi baru terbarukan (EBT) melewati saham BREN milik Prajogo Pangestu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (16/7/2024), tiga dari lima emiten EBT mampu mencetak kinerja pergerakan harga positif pada periode berjalan 2024.
Saham EBT yang mampu menanjak year-to-date (ytd) 2024 antara lain ARKO, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), dan emiten keluarga BUMN PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).
Sampai dengan Selasa (16/7/2024), saham ARKO menjadi yang paling moncer dengan bergerak naik ke posisi Rp855 per saham atau naik 21,28% ytd. Kapitalisasi pasar entitas afiliasi UNTR ini berada di level Rp2,50 triliun.
Kemudian, saham BREN parkir di level Rp8.725 per saham. Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu ini naik 16,72% secara ytd dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1.167,28 triliun.
BREN sendiri baru saja mengumumkan telah merealisasikan seluruh dana IPO sesuai dengan prospektus awal. BREN menghabiskan dana segar sebesar Rp3,08 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya adalah emiten panas bumi pelat merah PGEO yang naik 9,40% secara ytd ke posisi Rp1.280 per saham. Kapitalisasi pasar PGEO saat ini tercatat sebesar Rp52,91 triliun.
Berbeda dengan BREN, PGEO masih menyisakan 5,15 triliun dari seluruh total dana segar sebesar Rp9 triliun yang diperoleh dari IPO. Sisa dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan kapasitas WKP.
Beda nasib dengan tiga emiten di atas, PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN) dan PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) justru tergerus.
Saham KEEN tercatat turun sebesar 12,50% dan berada di level Rp675 per saham. Kapitalisasi pasarnya pun berada di level Rp2,47 triliun.
Senada, saham OASA tercatat tergerus 8,76% ytd. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp793,40 miliar, saham OASA saat ini berada di level Rp125 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.