Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Dibuka Naik, Momentum Rebound?

Nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (9/11/2022).
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (9/11/2022).

Mengutip data Bloomberg, Rupiah mengalami penguatan sebesar 0,25 persen atau 39 poin ke level Rp15.658,50. Sementara itu, indeks dolar juga mengalami penguatan tipis sebesar 0,08 persen dan berada di level 109,72.

Adapun beberapa mata uang wilayah Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang tercatat menguat 0,10 persen, dolar Hong Kong terpantau naik tipis 0,01 persen, sementara won Korea Selatan menguat 0,86 persen.

Sebaliknya, dolar Singapura dan ringgit Malaysia tercatat melemah masing–masing sebesar 0,06 persen dan 0,01 persen.

Analis Pasar Keuangan Ariston Tjendra menjelaskan dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar lainnya sejak akhir pekan lalu. Pasar melihat ada harapan the Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya.

Hal tersebut membuat pelaku pasar mulai mengantisipasi hal tersebut dengan masuk ke aset berisiko dan mendorong pelemahan dolar AS. Rupiah pun ikut menguat dengan sentimen ini pada perdagangan kemarin.

Ia menuturkan pergerakan rupiah sejauh ini masih berada di dekat level Rp15.700. Menurutnya, pergerakan ini mengindikasikan tekanan terhadap rupiah yang masih tinggi.

“Penguatan rupiah tidak besar, sehingga masih berpeluang melemah,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (9/11/2022).

Ariston melanjutkan pelaku pasar masih mencermati data-data ekonomi AS ke depan untuk memproyeksikan kebijakan moneter the Fed. Beberapa indikator yang dipantau pelaku pasar adalah data inflasi, tenaga kerja, dan lainnya.

Dengan masih tingginya inflasi AS yang jadi pertimbangan utama the Fed dalam mengambil kebijakan, pasar masih mewaspadai kebijakan suku bunga tinggi AS.

“Potensi penguatan ke arah Rp15.650, sementara potensi pelemahan di kisaran Rp15.720,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper