Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (8/11/2022). Rupiah ditutup melanjutkan penguatannya sejak awal pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda mengakhiri perdagangan dengan penguatan sebesar 0,06 persen atau 10 poin ke Rp15.697,5 per dolar AS. Sampai pukul 15.01 WIB, indeks dolar AS terpantau menguat 0,28 persen atau 0,31 poin, di level 110,43.
Di tengah penguatan rupiah, mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Mata uang yen Jepang ditutup melemah 0,03 persen, won Korea Selatan menguat 1,20 persen, yuan China melemah 0,41 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 persen.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menyebutkan dari eksternal sentimen datang dari pejabat China yang menegaskan komitmen untuk mempertahankan pembatasan pergerakan terkait Covid-19.
Selain itu, sentimen juga datang dari AS dengan non-farms payrolls yang meningkat, tetapi tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen dari 3,5 persen di September.
Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh di atas ekspektasi para analis maupun pemerintah.
Baca Juga
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 5,44 persen secara tahunan (YoY).
Pemerintah pun optimistis perekonomian Indonesia akan melanjutkan tren penguatan bahkan berpotensi tumbuh lebih tinggi pada 2023. Untuk tahun ini, perekonomian RI diperkirakan mencapai 5,2 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan prediksi tersebut ini sejalan dengan capaian ekonomi pada kuartal III/2022 yang mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara kumulatif pun, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 atau hingga kuartal III/2022 telah mencapai 5,40 persen.
"Dengan memperhatikan berbagai risiko pertumbuhan ekonomi di 2023, Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi diprediksi tetap optimis di angka 5,2 persen dan pada 2023 juga di atas 5,3 persen,” katanya saat konferensi pers, Senin (7/11/2022).