Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RS Primaya (PRAY) IPO, Jalur Exit Bagi Grup Saratoga Terbuka?

IPO PT Famon Awal Bros Tbk. (PRAY) disebut pengamat sebagai exit strategy Grup Saratoga (SRTG) yang menjadi investor PRAY sebelum IPO pada 2016 lalu.
Salah satu jaringan Primaya Hospital yang berlokasi di Tangerang yang  PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk./Dok.Perusahaan.
Salah satu jaringan Primaya Hospital yang berlokasi di Tangerang yang PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk./Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA – IPO RS Primaya atau PT Famon Awal Bros Tbk. (PRAY) disebut pengamat sebagai exit strategy Grup Saratoga (SRTG) yang menjadi investor PRAY sebelum IPO pada 2016 lalu.

SRTG tepatnya pada 17 Oktober 2016 menggelontorkan investasi senilai Rp75 miliar, alhasil SRTG memiliki 3,06 persen saham sebelum IPO.

Pengamat pasar modal sekaligus pendiri Avere Mitra Investama Teguh Hidayat mengatakan jika seharusnya investor harus berhati-hati ketika ada emiten dari grup besar seperti Saratoga akan IPO.

Saratoga itu kan private equity itu biasanya ketika IPO dia akan exit. Dia akan keluar Jadi mungkin ke depan mereka akan jualan begitu sahamnya IPO mereka jualan. Jadi justru hati-hati jika ada perusahaan dari grup-grup seperti Saratoga karena biasanya itu adalah exit strategi dari investor besar,” kata Teguh menjawab pertanyaan Bisnis, Selasa (8/11/2022).

Lebih lanjut Teguh mengatakan jika harga saham PRAY tidak bisa dilihat secara fundamental dalam jangka pendek. Hal tersebut dikarenakan emiten yang baru saja melantai akan mendapatkan garansi dari penjamin efek sehingga harga saham dalam sehari hingga seminggu kedepan akan naik.

“Kalau harga IPO kan biasanya dalam harian atau mingguan akan naik, karena sudah ada jaminan harga tidak akan turun. Kalau tidak seperti itu, IPO nya tidak akan laku dan investor nggak mau beli,” lanjutnya.

Saham yang baru melantai di Bursa, lanjutnya, harganya akan terbang tetapi satu bulan kemudian akan turun seiring dengan kinerja yang buruk.

“Saat ini emiten Rumah Sakit banyak saya lihat di Bursa, termasuk emiten kecil seperti PRAY ini. Kinerjanya juga bervariasi, ada yang bagus dan tidak. Bagus jika Emiten punya nama besar seperti Siloam, Hermina, atau Mitra Keluarga. Tapi untuk PRAY ini karena kecil biasanya kinerjanya tidak bagus,” kata Teguh.

Sebelumnya, Direktur dan CEO Primaya Hospital Leona A. Karnali menyebutkan saat ini bisnis bidang kesehatan di Indonesia terus meningkat, diantaranya adalah rumah sakit, peralatan kesehatan, obat-obatan dan juga asuransi kesehatan.

“Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh, memperkuat potensi bisnis rumah sakit yang berperan sebagai ujung tombak sektor kesehatan,” katanya pada rilis resmi yang diterima Bisnis, Selasa (8/11/2022).

PRAY juga menyiapkan beberapa strategi bisnis untuk mendukung kinerja keuangannya.

Sebagai informasi, emiten milik Sandiaga Uno ini resmi listing dengan menawarkan saham sebanyak 302.222.300 saham biasa. Saham PRAY ditawarkan ke masyarakat seharga Rp900 per lembar saham.

Pada perdagangan sesi I hari Ini , Selasa (8/11/2022) pukul 11.22 WIB, saham PRAY sudah anjlok 2,22 persen ke posisi Rp880 setelah sempat dibuka dengan harga Rp1.080.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper