Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pemilik saham minoritas PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. (PRAY) atau Primaya Hospital menjual sebagian kepemilikannya kepada perusahaan investasi asal Singapura, Archipelago Investment Pte Ltd. Aksi jual tersebut terjadi seiring dengan transaksi crossing saham PRAY di pasar negosiasi yang mencapai Rp3,32 triliun pada 27 Februari 2023.
Direktur Famon Awal Bros Sedaya Leona Agustine Kamali dalam surat penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan bahwa pelepasan dilakukan oleh PT Awal Bros Citra Batam, Komisaris Utama PRAY Yos Effendi Susanto, dan PT Sehat Abadi Cemerlang.
PT Awal Bros Citra Batam menjual 650.067.824 saham atau 4,66 persen. Dengan harga saham Rp955, maka nilai transaksi mencapai Rp620,81 miliar. Sebelum transaksi, Awal Bros memiliki 3,07 miliar saham PRAY yang setara dengan 22,0 persen.
Transaksi selanjutnya dilakukan oleh Komisaris Utama Famon Awal Bros Sedaya Yos Effendi Susanto. Dia menjual 259.204.000 saham yang setara dengan 1,86 persen seharga Rp954. Dari aksi divestasi itu, Yos Effendi menerima dana sebesar Rp247,28 miliar.
Aksi pelepasan saham juga dilakukan oleh PT Sehat Abadi Cemerlang. Tak tanggung-tanggung, Sehat Abadi Cemerlang melepas seluruh saham PRAY yang dikempitnya yakni sebanyak 1.986.200.000 saham yang setara 14,23 persen. Saham-saham tersebut dijual harga Rp954 sehingga nilai transaksi mencapai Rp1,89 triliun.
“Transaksi penjualan saham tersebut merupakan divestasi secara langsung oleh pemegang saham, melalui mekanisme pembayaran yang disepakati secara langsung oleh pemegang saham dengan pembeli,” tulis Leona, dikutip Selasa (7/3/2023).
Baca Juga
Sementara itu, total saham yang diakuisisi Archipelago Investment mencapai 3.092.358.400 atau setara 22,15 persen. Saham itu dibeli di harga Rp954. Dengan demikian, nilai investasi Archipelago mencapai Rp2,95 triliun.
Sebelumnya dalam laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 27 Februari 2023, nama Archipelago Investment muncul sebagai investor PRAY dengan kepemilikan di atas 5 persen terbaru. Mereka kini menggenggam 27,15 persen saham PRAY setelah mengakuisisi 3,78 miliar (3.789.358.400) saham.
Akuisisi saham PRAY bertepatan dengan laporan D’Origin tentang transaksi jumbo pada saham Primaya Hospital. Mereka menyebutkan terdapat transaksi crossing PRAY di pasar negosiasi senilai Rp3,32 triliun. Transaksi terjadi di harga Rp954 per saham.
Archipelago Investment bukanlah nama yang baru bagi Primaya Hospital. Seiring dengan aksi IPO-nya, perusahaan portofolio Saratoga itu turut menerbitkan sebanyak-banyaknya 697 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) atau obligasi wajib konversi (OWK) kepada Archipelago Investment Pte Ltd yang diterbitkan berdasarkan mandatorily convertible bond subscription agreement pada 18 April 2022.
OWK Archipelago diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp627,3 miliar, dengan harga tebusan atau harga pelaksanaan konversi sama dengan harga penawaran IPO yang ditetapkan sebesar Rp900 per saham kala itu.
Berdasarkan perjanjian, PRAY menerbitkan obligasi tanpa bunga kepada Archipelago Investment Pte Ltd sebesar Rp627,30 miliar untuk tujuan modal kerja dan operasional.
Jangka waktu perjanjian selama 1 tahun dan akan berakhir pada 18 April 2023. Kewajiban ini akan diselesaikan dengan melakukan konversi pinjaman menjadi saham yang sifatnya tidak dapat dibatalkan sampai dengan tanggal berakhirnya, serta pelaksanaannya dapat dilakukan setiap waktu selama periode perjanjian. Obligasi konversi memiliki hak untuk konversi menjadi 697 juta saham PRAY atau sebesar 4,99 persen pada saat penawaran umum perdana saham.