Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Primaya Hospital (PRAY) Merosot 80,82 persen Sepanjang 2022

Primaya Hospital (PRAY) mengantongi penurunan laba 80,82 persen sepanjang 2022.
Salah satu jaringan Primaya Hospital yang berlokasi di Tangerang yang  PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk./Dok.Perusahaan.
Salah satu jaringan Primaya Hospital yang berlokasi di Tangerang yang PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk./Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Rumah Sakit Primaya, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. (PRAY) mencatatkan laba sebesar Rp325,95 miliar sepanjang 2022. Laba tersebut merosot 80,82 persen dari capaian 2021.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, PRAY mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,52 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut turun 16,61 persen dari 1,82 triliun pada periode yang sama sebelumnya atau year-on-year (yoy).

Secara terperinci, pendapatan PRAY terdiri atas penunjang medis rawat inap sebesar Rp555,86 miliar atau turun 23,19 persen, pelayanan pasien rawat inap sebesar Rp401,83 miliar atau turun 20,43 persen, dan penunjang medis rawat jalan sebesar Rp381,51 miliar atau naik 7,75 persen.

Selanjutnya, pendapatan laboratorium sebesar Rp193,38 miliar atau turun 30,24 persen, dan pelayanan pasien poliklinik sebesar Rp80 miliar atau naik 27,7 persen.

Pendapatan tersebut kemudian dikurangi oleh potongan pendapatan sebesar Rp90,68 miliar sehingga pendapatan bersih mencapai Rp1,52 triliun. Beban pokok pendapatan PRAY mencapai Rp1,13 triliun pada 2022, meningkat 9,5 persen dari Rp1,03 triliun pada 2021.

PRAY mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp62,5 miliar pada 2022. Laba tersebut merosot 80,82 persen dari Rp325,95 miliar pada 2021.

Adapun hingga akhir Desember 2022, PRAY mencatatkan jumlah aset senilai Rp3,95 triliun. Naik dari Rp3,12 triliun dibandingkan akhir Desember 2021.

Jumlah liabilitas PRAY sebesar Rp1,25 triliun per 31 Desember 2022. Jumlah tersebut turun dari Rp1,26 triliun per 31 Desember 2021. Sementara itu, jumlah ekuitas PRAY mencapai Rp2,7 triliun sampai akhir 2022. Naik dari Rp1,85 triliun dari akhir 2021. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 71,71 persen dari Rp570,51 miliar menjadi Rp979,66 miliar.

Sebelumnya diketahui, sejumlah pemegang saham Primaya Hospital tercatat melepas kepemilikannya atas emiten rumah sakit tersebut dalam sebulan terakhir. Teranyar, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), emiten milik Sandiaga Salahuddin Uno, melepas seluruh kepemilikan sahamnya yang berjumlah 425,45 juta lembar.

PT Awal Bros Citra Batam, Komisaris Utama PRAY Yos Effendi Susanto, dan PT Sehat Abadi Cemerlang juga terpantau melepas kepemilikannya atas saham PRAY.

PT Awal Bros Citra Batam menjual 650.067.824 saham atau 4,66 persen. Dengan harga saham Rp955, maka nilai transaksi mencapai Rp620,81 miliar. Sebelum transaksi, Awal Bros memiliki 3,07 miliar saham PRAY yang setara dengan 22,0 persen.

Transaksi selanjutnya dilakukan oleh Komisaris Utama Famon Awal Bros Sedaya Yos Effendi Susanto. Dia menjual 259.204.000 saham yang setara dengan 1,86 persen seharga Rp954. Dari aksi divestasi itu, Yos Effendi menerima dana sebesar Rp247,28 miliar.

Aksi pelepasan saham juga dilakukan oleh PT Sehat Abadi Cemerlang. Tak tanggung-tanggung, Sehat Abadi Cemerlang melepas seluruh saham PRAY yang dikempitnya yakni sebanyak 1.986.200.000 saham yang setara 14,23 persen. Saham-saham tersebut dijual harga Rp954 sehingga nilai transaksi mencapai Rp1,89 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper