Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali dibuka melemah terhadap dolar AS menjelang meeting The Fed pada perdagangan tengah pekan ini, Rabu (26/10/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.05 WIB, rupiah melemah 0,24 persen atau 37 poin ke level Rp15.633,5 per dolar AS. Pada pembukaan awal, rupiah melemah ke level Rp15.590 per dolar AS. Sepanjang tahun berjalan, rupiah telah melemah 9,53 persen.
Adapun, indeks dolar AS pada pagi ini menguat 0,1 persen atau 0,112 poin ke level 110,940.
Sementara itu, mayoritas mata uang Asia Pasifik lain juga terpantau turut melemah terhadap dolar AS. Mata uang Yen Jepang melemah 0,27 persen, sementara Dolar Singapura melemah 0,04 persen, Yuan China juga melemah 0,41 persen, sementara Rupee India melemah 0,05 persen.
Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, menerangkan indeks dolar menguat pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (25/10/2022). Faktor utama karena safe haven dolar AS menguat terhadap mata uang utama di tengah tanda-tanda kenaikan suku bunga Federal Reserve mengerem ekonomi terbesar dunia.
"Dolar melemah sebelumnya setelah rilis IMP Komposit Global S&P Oktober menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut, sebuah indikasi bahwa pengetatan moneter agresif Fed memiliki dampak yang signifikan," katanya dalam keterangan resmi.
Baca Juga
Ini memainkan gagasan bahwa pembuat kebijakan bank sentral memiliki pemikiran kedua tentang sejauh mana kenaikan suku bunga di masa depan setelah perkiraan kenaikan 75 basis poin pada bulan November.
Sunak memiliki masalah besar yang harus ditangani, dengan inflasi yang tinggi menekan anggaran pemerintah dan Bank of England memperkirakan resesi pada akhir tahun.
Namun, fakta bahwa dia secara vokal menentang rencana Perdana Menteri Liz Truss pemotongan pajak besar yang tidak didanai berarti dia memiliki kredibilitas di pasar.
Dari internal, pelaku pasar terus memantau perkembangan realisasi belanja negara. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, sampai dengan akhir September 2022 realisasi belanja negara mencapai Rp1.913,9 triliun atau baru terserap 61,6 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 yang sebesar Rp3.106,4 triliun.
Lebih lanjut, pembiayaan investasi telah terealisasi sebesar Rp.60 triliun. Pembiayaan ini disalurkan pada klaster infrastruktur mendukung belanja modal K/L, khususnya penyelesaian proyek strategis nasional dan pembiayaan sektor perumahan.
Dalam perdagangan sore kemarin, mata uang rupiah ditutup melemah 37 point walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp15.622 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.585.
"Sedangkan untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.610--Rp15.660," tambahnya.