Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup Djarum PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli berencana menggunakan dana penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) untuk pembayaran utang sebesar Rp5,5 triliun.
Chief Financial Officer Blibli Hendry menuturkan dana IPO senilai Rp5,5 triliun akan digunakan untuk fasilitas revolving loan calon perusahaan tercatat ini. Menurutnya, pinjaman tersebut merupakan bagian dari proses bisnis yang normal, di mana Blibli menggunakan fasilitas pinjaman untuk modal kerjanya.
"Sementara itu [dana IPO] untuk modal kerja, memang kami gunakan untuk mendukung kegiatan utama perusahaan dan anak usaha juga, Tiket.com," kata Hendry, di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Dia melanjutkan, inovasi BELI ke depan adalah fokus untuk mengeksekusi atau menjalankan strategi sinergi ekosistem omnichannel perseroan.
Sementara itu, Chief Financial Officer Tiket.com Ronald Winardi menjelaskan sinergi di ekosistem Blibli ini diharapkan bisa melayani customer perseroan dengan berbagai cara.
Lebih lanjut, Ronald menuturkan dari sisi biaya, perseroan mencoba untuk mengoptimalisasikan biaya marketing dan diskon. Ronald menyebut, biaya diskon Blibli telah turun dari 7 persen di 2019, menjadi 2 persen. Begitu juga dengan marketing yang telah turun dari 6 persen ke 3,6 persen.
Baca Juga
"Ke depannya dengan omnichannel, kami mau turunkan lagi, harapannya kami bisa mencapai titik yang kemudian lebih aplicable," ucapnya.
Dia melihat, dari tahun ke tahun akan ada banyak perbaikan di BELI, baik dari sisi pertumbuhan, hingga cost structure, dan lambat laun BELI akan menghasilkan keuntungan.
Adapun mengenai kebutuhan dana ke depan, Ronald menjelaskan BELI kami cukup fleksibel karena memiliki banking relationship, hingga equity capital.
"Jadi kami melihatnya dengan tren profitabilitas yang lebih baik, dengan IPO ini, dan beberapa fasilitas lain, kami bisa tumbuh berkesinambungan," ujar dia.