Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola Primaya Hospital Group, yakni PT Famon Awal Sedaya Tbk. membeberkan beberapa strategi untuk memacu pertumbuhan kinerja perseroan usai IPO. Adapun laba dari emiten yang nantinya berkode PRAY tersebut tercatat turun 87 persen secara year-on-year (yoy) per 30 April 2022.
CEO Primaya Hospital Leona A Karnali mengatakan perseroan mengupayakan setidaknya tujuh hal untuk menggenjot pertumbuhan. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat sejalan dengan prospek bisnis bidang kesehatan yang disebut terus meningkat.
Pertama perseroan akan menyediakan layanan terbaik yang terjangkau dan dapak diakses oleh masyarakat. Kemudian perseroan juga akan menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar luas.
Hal ini nantinya akan ditambah dengan menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi yang mengutamakan pasien.
Berikutnya adalah memperkuat hubungan dengan seluruh stakeholder. Perseroan juga akan mengembangkan layanan kesehatan yang mendukung pertumbuhan grup secara berkesinambungan.
Terakhir adalah mempertahankan sumber daya utama yakni dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya melalui lingkungan dan budaya kerja yang positif dan berkualitas.
Baca Juga
"Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh," ujar Leona dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (17/10/2022).
Berdasarkan prospektus IPO perseroan, PRAY tercatat membukukan laba sebesar Rp20,27 miliar per April 2022. Angka ini turun 87 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp243,96 miliar pada April 2021.
Secara pendapatan, PRAY mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp481,2 miliar per April 2022. Sejalan dengan laba, pendapatan PRAY turun 25,81 persen secara yoy. Pada April 2021, PRAY mencatatkan pendapatan sebesar Rp684,61 miliar.