Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah hari ini masih berpotensi akan tetap bertahan pada kisaran level Rp15.000 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.180 - Rp15.260.
Menurutnya dolar AS sedikit menguat walaupun sebelumnya sempat melemah, tetapi ayunannya lebih rendah dan mungkin akan berakhir tiba-tiba dalam beberapa hari mendatang karena data pekerjaan bulanan AS pada Jumat berpotensi untuk menenggelamkan harapan baru-baru ini dari poros Federal Reserve.
"Data pada hari Jumat diperkirakan menunjukkan ekonomi AS menciptakan sekitar 250.000 pekerjaan bulan lalu, di bawah 315.000 pada Agustus, dengan perkiraan pendapatan rata-rata per jam tetap stabil di sekitar 0,3 persen dan tingkat pengangguran di 3,8 persen," ujar Ibrahim dalam risetnya, Rabu (5/10/2022).
Karena pasar tenaga kerja tetap ketat, mengancam kenaikan upah, The Fed telah memperjelas bahwa memperlambat ekonomi dan pertumbuhan pekerjaan tetap menjadi pusat rencananya untuk mendinginkan inflasi.
Melihat inflasi yang masih memanas, ketua Fed Jerome Powell bersikeras pada pendekatan kebutuhan untuk mempercepat kenaikan suku bunga acuan. Tetapi gelombang data ekonomi global yang lebih lemah baru-baru ini telah menghidupkan kembali harapan The Fed, mendorong imbal hasil Treasury lebih rendah dan menekan greenback.
Baca Juga
Dari sisi internal, pasar terus memantau perkembangan penanganan atau antisipasi Pemerintah pada tahun depan untuk menahan laju inflasi yang cukup tinggi, apalagi negara-nergara Eropa sebagian sudah terdampak resesi sehingga perlu ada amunisi baru untuk menanggulanginya, walaupun saat ini sudah ada strategy bauran ekonomi yang di jadikan andalan baik oleh pemerintah maupun Bank Indonesia.
"Tahun 2023 menjadi salah satu yang menantang terutama untuk pemerintah dalam menghadapi bahaya resesi yang terus menghantui usai beberapa negara di dunia telah mengalaminya. Ketika terjadi resesi, peran pemerintah menjadi sangat penting untuk mendorong demand dari masyarakat," kata Ibrahim.
Pada 2023, pemerintah ingin mendorong terjadinya konsolidasi fiskal sehingga tentu untuk mendorong demand dari masyarakat menjadi cukup menantang, tetapi masih bisa untuk dilakukan. Artinya ruang fiskal yang ditargetkan di tahun depan mencapai 2,8 persen terhadap PDB defisitnya harus dimaksimalkan atau diprioritaskan kepada pos-pos belanja yang bisa memberikan efek ganda ke perekonomian.
Lebih lanjut, pemerintah sebenarnya masih dapat membuka opsi untuk menambah defisit anggaran. Misalnya menjadi 2,9 atau bahkan 2,95 terhadap PDB untuk mengakomodasi belanja yang diperuntukkan untuk masyarakat langsung seperti misalnya bantuan sosial.
Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. Adapun nilai penguatan berpotensi ke arah Rp15.150 dengan resisten pada kisaran Rp15.220