Bisnis.com, JAKARTA — Saham BBRI dan ICBP masih masuk dalam daftar rekomendasi analis kala rupiah menyentuh Rp15.000 di tengah volatilitas pasar menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia maupun The Fed.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus menyebutkan kenaikan suku bunga The Fed bakal memperkuat nilai tukar dolar AS, termasuk ke rupiah. Suku bunga yang lebih tinggi di negeri Paman Sam akan mendorong investor untuk memboyong dananya kembali ke AS.
“Dalam situasi rupiah melemah, emiten-emiten yang berorientasi ekspor akan diuntungkan. Sebaliknya emiten dengan aktivitas bisnis yang mengandalkan impor akan menanggung rugi risiko kenaikan biaya,” kata Nico, Rabu (21/9/2022).
Meski demikian, dia berpendapat fundamental ekonomi Indonesia yang cukup kuat bakal membuat pasar domestik tetap menarik untuk berinvestasi.
“Kondisi fundamental ekonomi lah yang membantu Indonesia melewati ketidakpastian global saat ini,” katanya.
Meski sektor perbankan menjadi salah satu lini usaha yang akan terimbas kenaikan suku bunga, Nico mengatakan sejumlah saham tetap layak dikoleksi investor. Di antaranya adalah BBRI dengan target harga 5.400 dan BMRI dengan target harga 10.250. Selanjutnya, saham dari sektor infrastruktur yang direkomendasikan Pilarmas Investindo mencakup JSMR dengan target harga 5.050 dan TLKM di target harga 5.200.
Baca Juga
Dari sektor energi, jejeran saham yang direkomendasikan mencakup ADRO dengan target harga 4.350, PTBA di target harga 4.400, dan MEDC dengan target harga 1.300. Sementara itu, saham-saham dari sektor konsumer primer yang menjadi pilihan Pilarmas mencakup ICBP dengan target harga 11.000, INDF dengan target 8.500, dan CPIN di target harga 6.500.
Sementara itu, sehari menjelang pengumuman RDG Bank Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,12 persen atau turun 8,63 poin ke posisi 7.188,31 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 7.134,78—7.204,90.
Pelemahan IHSG terutama disebabkan oleh turunnya indeks sektor properti sebesar 1,47 persen, kemudian disusul infrastruktur sebesar 1,14 persen. Sektor energi juga turun 0,52 persen dan transportasi terkoreksi 0,34 persen.
Sementara itu, sektor yang menguat mencakup sektor teknologi sebesar 0,75 persen, konsumer non-cyclical sebesar 0,17 persen, dan finansial naik 0,08 persen. Sektor kesehatan juga menguat tipis 0,01 persen pada perdagangan hari ini.