Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi di level 7.168 pada perdagangan akhir pekan Jumat (16/9/2022).
Beberapa sentimen seperti Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada pekan depan diduga menjadi penyebab ditutup terkoreksinya IHSG pada hari ini.
Head of Research NH Korindo Liza Camelia Suryanata mengatakan kemungkinan pasar gugup menyambut pertemuan FOMC pekan depan. The Fed memang akan membuat keputusan apakah akan meningkatkan suku bunga sebanyak 75 basis poin atau bahkan 100 basis poin.
Sementara itu, adanya RDG BI pada 22 September mendatang juga membuat pelaku pasar gugup akan adanya kenaikan bunga sebanyak 25 basis poin. Hal ini lantaran harus menyesuaikan dengan keputusan The Fed.
“Udah pasti bulan ini angka inflasi Indonesia akan bertambah lagi karena naiknya harga BBM subsidi,” ujar Liza kepada Bisnis pada Jumat (16/9/2022).
Lebih lanjut, Liza mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menjadi korban jika The Fed lebih agresif dengan meningkatkan suku bunga. Terlebih lagi jika BI tidak berani mengimbangi angka suku bunga dari The Fed.
Baca Juga
Liza juga menyebut rupiah dapat dengan mudah tembus pada level Rp15.000 sampai Rp15.100. Indonesia disebut beruntung lantaran memiliki devisa yang cukup dari surplus neraca perdagangan. sebesar US$5,7 miliar untuk menjaga nilai rupiah.
“Melihat kondisi hari ini, pekan depan sepertinya masih akan diwarnai serangkaian konsolidasi lagi apalagi jika hari ini IHSG tidak bisa ditutup di atas 7200 ke arah 7150 / 7080 / 7000,” jelas Liza.
Liza menilai untuk meningkatkan tren IHSG, harus dibuktikan dengan kembali berada di atas Moving Average (MA) 10 atau diatas level 7.250.
Perdagangan pekan depan diproyeksikan Liza dengan Support 7150 / 7080 / 7000. Sementara untuk Resistance berada pada level 7200 / 7250 / 7300 / 7355-7377.