Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, (26/8/2022). Meskipun The Fed masih bernada hawkish beriringan dengan beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut menguat pada hari itu.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 8,00 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.816,50 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau menguat 0,1110 poin atau 0,10 persen ke posisi 108,5810.
Selain rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut terpantau menguat pada pukul 15.10 WIB., diantaranya won Korea Selatan yang naik 0,29 persen, dan peso Filipina naik 0,03 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, mata uang baht Thailand terpantau melemah 0,45 persen, yen Jepang turun 0,38 persen, yuan China turun 0,20 persen, dan dolar Singapura turun 0,19 persen terhadap dolar AS.
Baca Juga
Meski demikian, Ketua The Fed Jerome Powell mengadopsi langkah hawkish untuk memerangi inflasi. Pasar masih berdebat tentang seberapa besar kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS pada September.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya, naik 0,31 persen menjadi 108,8060.
Pada akhir perdagangan pekan lalu (27/8/2022), euro turun menjadi 0,9968 dolar AS dari 0,9973 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,1744 dolar AS dari 1,1828 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6894 dolar AS dari 0,6978 dolar AS.
Dolar AS dibeli 137,37 yen Jepang, lebih tinggi dari 136,46 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9664 franc Swiss dari 0,9635 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3026 dolar Kanada dari 1,2937 dolar Kanada.
Dikutip dari Antara, dalam pidatonya yang sangat dinanti-nantikan pada Jumat (26/8/2022) di simposium bank sentral Jackson Hole, Powell menegaskan kembali janji untuk secara paksa memerangi inflasi yang masih mendekati level tertinggi dalam empat dekade.
Ekonomi AS membutuhkan kebijakan moneter yang ketat "untuk beberapa waktu" sebelum inflasi terkendali, yang berarti pertumbuhan yang lebih lambat, pasar kerja yang lebih lemah dan "sedikit rasa sakit" untuk rumah tangga dan bisnis.
Namun, Powell tidak memberikan indikasi seberapa tinggi suku bunga akan naik sebelum Fed selesai, hanya bahwa mereka akan bergerak setinggi yang diperlukan karena berusaha menurunkan inflasi ke target 2,0 persen.
Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 81 poin ke level Rp14.898 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.817. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup melemah di rentang Rp14.880 - Rp14.950.