Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.816, Ini Sebabnya

Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (26/8/2022). Beberapa mata uang lain di kawasan Asia justru menguat.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (26/8/2022). Beriringan dengan itu beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut menguat pada hari ini. 

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 8,00 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.816,50 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau menguat 0,1110 poin atau 0,10 persen ke posisi 108,5810.

Selain rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut terpantau menguat pada pukul 15.10 WIB., diantaranya won Korea Selatan yang naik 0,29 persen, dan peso Filipina naik 0,03 persen terhadap dolar AS. 

Di sisi lain, mata uang baht Thailand terpantau melemah 0,45 persen, yen Jepang turun 0,38 persen, yuan China turun 0,20 persen, dan dolar Singapura turun 0,19 persen terhadap dolar AS.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan kemarin indeks dolar AS melemah berkaitan dengan pidato Ketua The Fed Jerome Powell mengenai petunjuk baru di jalur kebijakan moneter. 

“Investor telah bersiap bank sentral AS untuk menggandakan komitmennya untuk menghancurkan inflasi pada pertemuan tahunan di Jackson Hole, Wyoming,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, Kamis (25/8/2022).

Selain itu, Ibrahim mengungkapkan sentimen datang dari China pada Rabu (24/8/2022) mengumumkan paket stimulus senilai 1 persen dari PDB keseluruhannya, karena menghadapi perlambatan pertumbuhan yang drastis dari penguncian Covid-19, gelombang panas yang berlangsung serta potensi krisis listrik. 

Sementara itu di dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar memandang positif upaya pemerintah yang terus menjelaskan secara rinci apa dan mengapa pemangku kebijakan akan menaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di akhir bulan Agustus. 

“Penjelasan ini membuat masyarakat menerima dengan bijaksana,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper