Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah 6 Bulan US$86,5 per Barel

Harga minyak global anjlok ke level terendah 6-7 bulan terakhir akibat kekhawatiran terhadap resesi ekonomi yang menekan permintaan.
Harga minyak global anjlok ke level terendah 6-7 bulan terakhir akibat kekhawatiran terhadap resesi ekonomi yang menekan permintaan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Harga minyak global anjlok ke level terendah 6-7 bulan terakhir akibat kekhawatiran terhadap resesi ekonomi yang menekan permintaan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak pada penutupan perdagangan Selasa (16/8/2022) jatuh ke level terendah 6 bulan atau sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Harga minyak jatuh karena data ekonomi memicu kekhawatiran tentang potensi resesi global, mengutip Antara. Sementara itu, pasar menunggu kejelasan tentang pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan yang dapat memungkinkan lebih banyak ekspor minyak Iran.

Harga minyak mentah Brent kontrak Oktober merosot US$2,76 atau 2,9 persen menjadi US$92,34 per barel. Minyak Brent mencapai level terendah sesi US$91,71, terendah sejak 18 Februari 2022.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir US$2,88 atau 3,2 persen menjadi US$86,53 per barel. Harga acuan Minyak WTI jatuh ke terendah sesi di US$85,73, menandai level terendah sejak 26 Januari 2022.

Uni Eropa sedang menilai tanggapan Iran terhadap apa yang disebut blok itu sebagai proposal "final" untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, dan berkonsultasi dengan Amerika Serikat, kata seorang juru bicara Uni Eropa, Selasa (16/8/2022).

Iran menanggapi proposal itu pada Senin (15/8/2022) malam tetapi tidak ada pihak yang memberikan rincian.

"Masih belum jelas apa yang dikatakan Iran kepada Uni Eropa tadi malam, sehingga beberapa item rumit mungkin berdampak pada hasil kesepakatan nuklir," kata Analis UBS Giovanni Staunovo.

Indikator ekonomi yang lemah juga membebani harga minyak. Pembangunan rumah AS jatuh ke level terendah dalam hampir 1,5 tahun pada Juli, terbebani oleh suku bunga hipotek yang lebih tinggi dan harga bahan bangunan, menunjukkan pasar perumahan dapat berkontraksi lebih lanjut pada kuartal ketiga.

"Pedagang minyak bereaksi karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan perumahan menggunakan energi," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.

Bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman untuk mencoba menghidupkan kembali permintaan karena ekonomi negara itu melambat secara tak terduga pada Juli setelah kebijakan nol-COVID Beijing dan krisis properti memperlambat aktivitas pabrik dan ritel.

Media pemerintah mengutip Perdana Menteri Li Keqiang yang mengatakan bahwa China akan secara wajar meningkatkan dukungan kebijakan makro untuk ekonominya.

Barclays memangkas perkiraan harga Brent sebesar US$8 per barel untuk tahun ini dan berikutnya, karena memperkirakan surplus besar minyak mentah dalam waktu dekat karena pasokan Rusia yang "tangguh".

Pelaku pasar menunggu data industri tentang persediaan minyak AS yang diharapkan pada Selasa (16/8/2022). Stok minyak mentah dan bensin kemungkinan turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (15/8/2022).

Sementara itu, data persediaan bahan bakar mingguan AS resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper