Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Modal Asing Jadi Penopang IHSG, Cermati Sektor Saham Ini

Valuasi saham Indonesia relatif masih murah, data makro dan kinerja emiten menunjukkan hal positif. Ini yang membuat dana asing masuk kembali.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Arus modal asing yang deras masuk ke pasar saham menjadi sentimen pendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham di sektor perbankan, komoditas, telekomunikasi dan konsumer menjadi rekomendasi analis.

Kuatnya arus modal asing juga tercermin di penguatan mata uang Garuda. Rupiah ditutup menguat 0,66 persen atau naik 97,5 poin sehingga berada di posisi Rp14,668 per dolar AS pada penutupan Jumat (12/8/2022). 

"Valuasi saham Indonesia relatif masih murah, data makro dan kinerja emiten menunjukkan hal positif, ini yang membuat dana asing masuk kembali," ujar Vice President PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Bisnis pada Jumat (12/8/2022).

Wawan juga menyebut pasar saham mendapat sinyal positif bila lonjakan inflasi di AS mereda dan mengendurnya agresivitas bank sentral AS The Fed terhadap suku bunga. Hal ini membuat tekanan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikan suku bunga juga reda.

Pada Kamis (11/8/2022), inflasi AS tercatat melandai 8,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen. Sementara itu, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya pada akhir Juli lalu sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 persen hingga 2,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan melandainya tingkat inflasi di AS diharapkan dapat memberikan outlook yang lebih baik.

"Artinya begini, yang diharapkan adalah inflasi di AS dan negara-negara maju itu menurun,  tanpa menyebabkan resesi harus terjadi. Itu adalah kondisi ideal yang kita inginkan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Agustus 2022, Kamis (11/8/2022).

Adapun Wawan merekomendasikan investor untuk mencermati saham bank, komoditas, telekomunikasi dan konsumer. "Asing umumnya masuk ke big cap dengan likuiditas yang baik seperti BBCA, BBRI, TLKM, ADRO, dan ICBP," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper